Kritik datang salah satunya dari KRL Mania, sebuah perkumpulan pengguna dan pecinta kereta. Logika berpikir bahwa di luar negeri juga tidak ada kursi untuk menunggu dianggap tak bisa disandingkan dengan di Indonesia.
"Kalau di luar negeri, urusan ketepatan waktu sudah bukan persoalan," jelas Koordinator KRL Mania, Nurcahyo, Sabtu (9/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau meniru di negara lain soal bangku, ketetapan waktu juga diperbaiki," sambungnya.
Searing pengguna kereta, Resty menyampaikan ide soal kursi prioritas di peron. Jadi, ada kursi tertentu yang nyaman dan hanya untuk mereka yang masuk di posisi orang prioritas, ibu hamil, orang tua, ibu membawa anak, orang sakit, atau juga kalangan disabel yang berkebutuhan khusus.
"Kursk ala jemuran handuk sulit disenderin anak-anak dan orang-orang pendek. Mereka yang minimal punya tinggi 165 cm baru bisa nyender," tutup Resty.
Hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan pihak Kereta Commuter Line soal kursi model baru ini. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini