Dalam ceramah, dia menjelaskan tentang keyakinan di jalan yang benar. mantan ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah itu kemudian berbicara tentang ISIS yang menurutnya jelas-jelas sesat. ISIS jika dizaman setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW diibaratkan kaum Khawarij yang mengikuti pemikiran mereka sendiri dan sering menggunakan kekerasan.
"Bagaimana Ahlussnah Waljamaah jangan sampai terpengaruh aliran sesat seperti Khawarij, sekarang (Khawarij) merupakan representasinya ISIS. Mereka Menyebut kafir tidak berdasarkan ilmu, membunuh tanpa alasan yang benar. Misal siapa yang tidak dibaiat tidak bergabung dengan pimpinan mereka maka dibunuh," kata Abu Tholut usai Salat Jumat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebohongannya seperti kalau orang hijrah ke sana pulang dikasih gaji berapa dolar. Dimingi supaya mau kesana," terangnya.
Khusus di Indonesia, lanjut Abu Tholut, kondisinya mungkin masih "tiarap". Tapi ISIS juga bakal kesulitan merekrut anggota baru karena kesalahan mereka sendiri dan kedok sebagai paham sesat mulai terbuka. Salah satu contohnya bisa dilihat pasca peristiwa bom Thamrin.
"Tidak mudah sekarang untuk mereka rekrutan baru. Pasca peristiwa di Jalan MH Thamrin (Jakarta) banyak mereka yang terlihat sehingga mereka menjadiย bahasanya sekarang 'tiarap'. Di Thamrin itu mereka seperti amatiran," pungkas mantan pendiri pelatihan camp di Aceh itu.
Dalam ceramahnya, Abu Tholut juga mengimbau agar masyarakat tidak terpengaruh oleh ISIS. Ketika menjadi khatib Salat Jumat, jamaah yang hadir tidak hanya warga sekitar namun juga beberapa petugas Badan Nasional Penangggulangan Terorisme (BNPT) dan anggota polisi . Abu Tholut datang karena undangan pihak Masjid untuk mengisi Khutbah.
(alg/dnu)











































