Amelia meceritakan, peristiwa bermula pada Kamis (7/4) malam tadi. Sebelumnya, ia berangkat dari kos-kosannya di kawasan Manggarai, Jaksel ke Pondok Indah, Jaksel dengan menumpang taksi berbasis aplikasi online.
"Saya ke Pondok Indah tadinya mau besuk ke teman saya yang lagi sakit di rumah sakit. Tetapi rupanya teman saya ini sudah pulang, dan dia lagi di hotel, ya sudah akhirnya saya minta diantar taksi online yang sama ke hotel itu," jelas Amelia kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tadinya saya mau pesan taksi online itu lagi, tetapi karena enggak masuk-masuk, akhirnya saya tanya orang-orang di situ, saya nyari taksi. Kemudian ada yang nunjukkin 'itu juga taksi online', cuma karena saya enggak order via online akhirnya saya tawar harga. Tadinya minta Rp 100 ribu, saya tawar Rp 50 ribu," urainya.
Setelah deal, sopir taksi yang diduga pelaku itu mengantar korban. Namun karena kebelet buang air kecil, Amelia akhirnya meminta berhenti di pom bensin di kawasan Mangga Dua.
"Saya taruh tas saya di dalam mobil. Pas saya balik, saya lihat kok uang saya Rp 2,5 juta enggak ada di tas," imbuhnya.
Amelia pun kemudian menanyakan perihal uangnya itu kepada sang sopir dengan bertanya baik-baik. "Saya bilang saya bukan nuduh ya pak, tadi saya taruh uang di tas kok enggak ada ya. Terus dia marah 'mba nuduh saya', saya bilang enggak. Ya sudah dari situ saya minta lanjut ke Manggarai. Tadinya kan dekat kosan ada ATM tuh, saya mau ambil ATM di dekat kosan," lanjutnya.
Selama perjalanan dari Mangga Dua ke kosannya itu, korban diajak ngobrol oleh aopir taksi. "Tahu-tahu 'lho pak kok saya dibawa ke Paragon'. Terus dia bilang katanya mau ambil uang, terus saya diajak ke ATM," imbuhnya.
Di ATM tersebut, korban kemudian menekan PIN dan tombol-tombol. "Pas di ATM itu saya blank. Saya diajak ngobrol terus. Dia tanya mana ATM-nya, terus saya kasih sukarela begitu," ujarnya.
Setelah selesai transaksi di ATM, korban kemudian diturunkan di kos-kosannya. Saat itu, korban barulah sadar ATM-nya hilang dan uangnya Rp 35 juta telah raib setelah mengecek via m-Banking.
"Pas nyampe kosan saya baru sadar. Saya cek m-Banking itu saldonya nol. Dia cuma nyisain Rp 25 ribu di dompet saya," imbuhnya.
Atas hal itu, korban kemudian melapor ke Polda Metro Jaya sore tadi. Namun, petugas SPKT Polda Metro Jaya meminta korban untuk melengkapi bukti dengan print out buku tabungan dan rekening koran terlebih dahulu sebelum melapor.
"Bank kan sudah tutup. Paling Senin saya print ke bank dan nanti langsung lapor," tutupnya. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini