Seperti diketahui, Fahri Hamzah merupakan salah seorang kader PKS yang cukup dekat dengan Anis Matta. Saat Anis menjadi pemimpin partai, Fahri didapuk menjadi Wasekjen sekaligus juru bicara PKS.
Namun ketika Sohibul Imam terpilih menggantikan Anis, Fahri tidak mendapat jabatan strategis partai padahal di parlemen, ia merupakan salah satu pimpinan. Meski begitu, Ketua Dewan Syariah PKS Surahman Hidayat menyatakan pemecatan Fahri tak ada hubungannya dengan 'bersih-bersih' dari kubu Anis Matta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Surahman pun menyebut Anis juga menerima keputusan pemecatan Fahri dari segala keanggotaan partai. Di internal partai sendiri, anggota Komisi X tersebut juga mengatakan tak ada reaksi penolakan.
"Beliau sebagai ustad, sebagai pemimpin, orang pandai, bijak, tentu saja, taat azas dan etika. Bukan hanya menerima, tapi menerima dengan baik. Di internal ya seperti biasanya PKS adem saja, senyap," jelas Surahman.
Sebelum peristiwa ini bergulir, Taufik Ridlo memilih mengundurkan diri dari jabatannya sebagai sekjen. Taufik pun merupakan sekjen di masa jabatan Anis. Alasan pengunduran dirinya saat itu adalah karena ingin fokus pada bisnisnya. Masih belum terkonfirmasi apakah Taufik mundur juga terkait dengan isu 'bersih-bersih' orangnya Anis.
"Sesuai dengan kebutuhan lembaga. Kan sekjen di posisi yang baru pak Mustafa Kamal. Sekjen yang lama karena ada kesibukan ya mohon bisa diterima surat pengunduran dirinya. Karena 2 pekerjaan yang butuh konstentrasi besar," Surahman menerangkan.
Beberapa elite partai di DPP PKS yang memiliki posisi strategis juga mengalami perombakan. Pun demikian dengan Fraksi PKS di DPR yang rencananya akan dirotasi. Namun Surahman membantah ini terkait dengan kelompok loyalis Anis.
"Ya, rotasi itu biasa. Setiap kali masa sidang kan begitu," kata Ketua MKD DPR itu.
Rotasi fraksi pun menurutnya juga bukan karena kinerja anggota yang dianggap kurang bagus. Sebab itu berkaitan dengan kebutuhan pemenuhan aspirasi masyarakat.
"Ada yang soal kecocokan, yang ini cocoknya di sini. Ada juga soal kebutuhan dari konstituennya. Jadi rasanya lebih nyambung di sini karena akses ke konstituen," sebut Surahman.
"Hal-hal yang biasa, mungkin DPP menerima masukan dari konstituen dan masukan dari fraksi. Saya sendiri tidak tahu apakah saya masih di Komisi X atau tidak. Di setiap fraksi kaya gitu. Bahkan kemarin PDIP sangat dinamis. Itu biasa," imbuhnya.
Lalu mengapa rotasi untuk Fraksi PKS berbarengan dengan pemecatan Fahri?
"Itu timingnya saja. Pimpinan sekalian rapat, apa tema-tema yang terkait," jawab Surahman mengakhiri.
(ear/van)