Komisi III DPR akan Panggil Kapolri Terkait Kematian Siyono

Komisi III DPR akan Panggil Kapolri Terkait Kematian Siyono

Elza Astari Retaduari - detikNews
Rabu, 06 Apr 2016 17:14 WIB
Ruang rapat Komisi III DPR (Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Kematian pria asal Klaten saat ditangkap Densus 88, Siyono, menjadi perhatian anggota dewan. Komisi III DPR pun berencana memanggil Kapolri Jenderal Badrodin Haiti untuk meminta klarifikasi mengenai hal tersebut.

Usai rapat paripurna, Komisi III DPR menggelar rapat untuk menyusun jadwal kerjanya selama masa sidang ini. Ada beberapa agenda rapat kerja yang sudah disusun.

"Rapat kerja kita nanti, diawali dengan rapat bersama Kemenkum HAM terkait kondisi lapas hasil reses kemarin. Juga dengan Kejaksaan Agung terkait penegakkan hukum, dengan KPK," ungkap Anggota Komisi III DPR Didik Mukriyanto.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal tersebut disampaikannya setelah mengikuti rapat internal Komisi III di Gedung DPR, Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (6/4/2016). Didik juga menyebut pihaknya akan menyelenggarakan raker dengan Polri, khususnya soal kinerja Densus 88 terkait kematian Siyono.

"Kita dapat respons dari publik adalah kasus yang terkait dengan penangkapan yang diduga teroris, Siyono ini, itulah yang akan kita mintakan klarifikasi," ucapnya.

Pada Selasa (12/4) depan, Komisi III akan meminta pandangan dari sejumlah kalangan soal Siyono yang disebut tewas karena melaukan perlawanan itu. Sehari setelahnya, kata politisi Demokrat itu, Kapolri pun akan diminta datang.

"Hari selasa depan Insya Allah kita agendakan beberapa kelompok masyarakat, kita coba undang teman-teman dari Muhammadiyah, Komnas HAM, dan Kontras. Nanti Kapolri, hari Rabu kita coba agendakan raker dengan beliau," jelas Didik.

Sementara itu anggota Komisi III Arsul Sani menyebut pihaknya ingin mencari kevalidan keterangan soal Siyono yang kematiannya diduga tidak wajar. Ia pun meminta agar Densus 88 dievaluasi jika terbukti ada kesalahan prosedur yang terjadi sehingga menewaskan Siyono.

"Kita mau proporsional. Kita dengar dari pihak-pihak ini. Tentu Densus 88 dievaluasi dan kami harap mereka kooperatif," kata Arsul di lokasi yang sama.

"Kita jangan langsung emosional, kita juga butuh Densus 88. Ini kan negara hukum, kalau ada yang salah ya kita kasih tahu," imbuh politisi PPP itu.

Polri sendiri sudah menyatakan tim Densus tidak salah tangkap dalam kasus Siyono ini. Kadiv Humas Irjen Anton Charlian mengungkapkan bahwa Siyono merupakan tokoh penting di kelompok Neo Jamaah Islamiyah sebagai panglima investigasi

"Densus nggak salah tangkap. Dari awal SY kooperatif, di mobil pas dibuka (borgolnya)-(Siyono) serang anggota mau rampas senjata, anggota babak belur, mobil oleng, sehingga terjadi perkelahian, dia (Siyono) pingsan dibawa ke RS, di RS meninggal dunia," ujar Anton, Selasa (5/4). (ear/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads