Pemerintah Akan Bangun Cagar Alam untuk Badak Sumatera di Kutai Barat

Pemerintah Akan Bangun Cagar Alam untuk Badak Sumatera di Kutai Barat

Jabbar Ramdhani - detikNews
Rabu, 06 Apr 2016 15:41 WIB
Pemerintah Akan Bangun Cagar Alam untuk Badak Sumatera di Kutai Barat
Jumpa Pers terkait Badak Najaq di Kementerian LHK. Foto: Jabbar Ramdhani/detikcom
Jakarta - Populasi badak Sumatera di dunia kini sudah tak lebih dari 100 ekor. Kondisi ini membuatnya masuk ke dalam status critically endangered. Badak Sumatera masuk ke dalam kategori hewan yang dilindungi.

Di Indonesia sendiri, saat ini baru terdapat 2 cagar alam yang menaruh perhatian pada populasi badak. Pertama di Ujung Kulon, Banten dan kedua, ada di Way Kambas, Lampung. Dengan ditemukannya seekor badak Sumatera bernama Najaq di Kutai Barat, pemerintah berencana menambahkan cagar alam.

"Santuari ada di Ujung Kulon dan Way Kambas. Nanti kalau di sana (Kutai) rencananya akan dibangun juga. Harapan saya juga di Riau dan Sumut pun begitu," ujar Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Bambang Dahono Adji di Gedung Maggala Wanabakti, Senayan, Jakarta, Selasa (6/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagaimana diketahui, fertilitas yang rendah dari badak jadi salah satu faktor terancamnya spesies ini. Selain itu, habitat hidup mereka pun semakin terhimpit dengan pembabatan hutan.
Penampakan Badak Najaq di Kutai Barat. Foto: dok. WWF

"Bukan tanpa alasan kita lakukan upaya penyelamatan. Selain kondisi badak yang sudah sakit, habitat di sana juga sudah dikavling-kavling. Kondisi di luar hutan pun dikepung oleh tambang dan pembukaan hutan bukan untuk kebutuhan hutan," tutur Direktur Eksekutif Yayasan Badak Indonesia, Widodo Ramono.

Kehidupan badak di Kutai Barat juga terancam dengan perilaku masyarakat yang suka memasang jerat di hutan. Perburuan hewan oleh masyarakat ini harus segera dicarikan jalan keluar, menurut Widodo.

Berdasarkan kamera jebak dan jejak tapak, diperkirakan badak Sumatera yang hidup di Kutai Barat ada sebanyak 14 ekor. Di Kutai Barat, ada 3 kantung hidup bagi badak Sumatera ini.

"Sebanyak 14 ekor badak ini sudah dipetakan. Di sana ada 3 kantung. Kebetulan kelompok Najaq ini ada 3 ekor, kini tersisa 2 ekor. Mereka yang tinggal di kantong 3 ini yang berusaha ditangkap," ucap Bambang.

Rencananya, 2 ekor badak tersebut akan dipindahkan ke kantung 1. Sebab di kawasan ini, kondisi lingkungannya masih terjaga. Sebab merupakan kawasan hutan lindung. Nantinya sebagai usaha konservasi, pemerintah juga akan membangun Rhinno Protection Unit (RPU).

"Saat ini pemerintah sudah buat tim RPU. Namun melihat lokasi yang sangat luas, 14 badak ini agar bisa diselamatkan dari habitat yang rusak," tambah Bambang.

Satu RPU terdiri dari 10 orang, di mana terdiri dari 7 orang masyarakat sipil, 2 orang yang berasal dari NGO dan 1 orang dari pegawai pemerintah. Tugas RPU ialah melakukan perlindungan badak, melakukan patroli juga melakukan pendataan.

Berdasarkan informasi, 14 ekor badak tersebut dalam kondisi sehat. Tidak ada informasi mereka terjerat atau sakit. Hanya saja, belum ada informasi mendalam untuk di wilayah kantung 2. (bag/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads