"Untuk sementara kami melihat tidak ada unsur kesengajaan," ujar Kasatreskrim Polres Karawang, AKBP Doni Satria Wicaksono saat dihubungi detikcom, Selasa (5/4/2016) malam.
Doni tak ingin menjelaskan lebih jauh apakah ada kelalaian yang dilakukan panitia penyelenggara sehingga menyuruh Irma menari bersama ular cobra yang dikenal memiliki bisa cukup mematikan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu kandung Irmawaty, Encum (52) mengatakan anaknya selalu manggung dengan menggunakan ular jenis sanca milik Pak Suki warga Cilamaya, Kabupaten Karawang. Namun pada saat kejadian, Irma yang sehari-hari dipanggil Eneng olehnya ini
pentas dengan menggunakan ular yang baru pertama kali dipegangnya.
"Kalau punyak Pak Suki itu walau pun sudah jinak tetap ada seperti ritualnya dulu. Bahkan mulut ular itu pake lakban biar aman. Satu lakban itu bisa habis semua biar nggak bisa buka mulut ularnya," jelas Amih pada detikcom di kediamannya, Selasa (5/4/2016).
Namun saat pentas pada Minggu petang lalu, ular yang mematuk Eneng disediakan oleh pihak panitia. Berbeda dengan ular sanca yang tidak berbisa, ular yang disediakan panitia adalah jenis king cobra yang dikenal sangat beracun.
"Eneng itu mungkin tidak tahu kalau ular itu beracun. Dia hanya disuruh manggung pakai ular itu, dan ularnya tidak pakai lakban," sesalnya.
Alhasil, saat lagu kedua usai, tragedi mematikan pun menimpa Eneng yang tidak sengaja menginjak bagian ekor ular. Sang ular pun berbalik arah dan menggigit Irma. Tak berselang lama Irma pun dinyatakan meninggal dunia pada Senin 4 April sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
(rii/miq)