"Kami membentuk tim investigasi internal hari ini," jelas Direktur Operasi AirNav Indonesia Wisnu Darjono ketika dihubungi detikcom, Selasa (5/4/2016).
AirNav Indonesia atau Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) adalah badan usaha yang menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia. Yang jelas, imbuh dia, semua pergerakan pesawat yang dipantau ATC berada di bawah tanggung jawab AirNav Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga: Investigasi Tabrakan di Halim, KNKT akan Panggil Kru Pesawat Batik Air)
Saat ditanya bagaimana persisnya posisi pesawat Batik Air dan TransNusa, Wisnu menjawab bahwa saat itu Batik Air dan TransNusa berjalan beriringan di satu runway garis lurus. Batik Air di depan dan TransNusa mengikuti di belakangnya.
Batik Air kemudian melakukan taxying, berputar balik pada runway itu, menuju runway 24 (arah 240 derajat) ke barat laut. Sedangkan TransNusa yang di belakang Batik Air hendak belok kanan, dari apron utara ke apron selatan.
Nah, Batik Air sudah dalam posisis rolling untuk lepas landas, sementara di runway 24 belum bersih benar karena pesawat TransNusa masih dalam proses berpindah dan sebagian body-nya masih di runway. Tabrakan pun tak terhindarkan.
"KNKT mungkin akan meminta keterangan ATC mulai hari ini," kata Wisnu.
(Baca juga: Batik Air Tabrakan di Halim, KNKT Periksa Rekaman Komunikasi Pilot dengan ATC)
Batik Air mengalami kerusakan dan terbakar di bagian wingtip akibat tabrakan sekitar pukul 19.55 WIB, Senin (4/4). Sedangkan ATR TransNusa juga mengalamiΒ kerusakan di stabilisator vertikal atau fins sirip termasuk di bagian mesin.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yng menyelidiki insiden ini juga akan mencari tahu informasi soal regulasi yang berlaku soal kontrol udara. Apakah petugas ATC memahami standard operating procedure (SOP)-nya, dan akan dibandingkan dengan regulasi yang berlaku di tataran internasional seperti diatur olehΒ International Civil Aviation Organization (ICAO).
Bukan hanya pihak ATC saja yang akan dipanggil oleh KNKT, kru pesawat Batik Air tujuan Makassar yang terlibat dalam insiden juga akan dimintai keterangan, apakah mereka sudah menjalankan tugasnya sesuai prosedur yang berlaku.
Sementara soal teknis pesawat TransNusa, KNKT berencana juga akan menyelidiki hingga perusahaan ground handling-nya. Saat kejadian, pesawat ATR TransNusa sedang ditowing (ditarik) dengan traktor pushbacker milik PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) sebagai perusahaan ground handling yang bertugas untuk memindahkan atau reposisi pesawat. (nwk/nrl)