Luhut: Berantas Narkoba di Penjara, Kalapas Harus Punya Semangat Kopassus

Luhut: Berantas Narkoba di Penjara, Kalapas Harus Punya Semangat Kopassus

Aditya Fajar Indrawan - detikNews
Selasa, 05 Apr 2016 11:11 WIB
Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memberikan arahan kepada Kalapas/Karutan di Kementerian Hukum dan HAM, Selasa (5/4/2016). Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
Jakarta - Para kepala lembaga pemasyarakatan (Lapas) dan rumah tahanan (Rutan) mendapat wejangan dari Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan terkait penanganan pemberantasan narkoba. Luhut meminta agar kalapas dan karutan punya mental semangat prajurit Kopassus untuk menertibkan lingkungannya.

"Setelah mendengar sambutan dari Menkum HAM kini saya tahu apa yang diperlukan oleh Kalapas dan Karutan, yakni tidak adanya leadership dan kurangnya keteladanan. Kurangnya kepemimpinan akan berpengaruh pada berkurangnya keteladanan kepada anak buahnya," ujar Luhut di Graha Pengayoman, kantor Kemenkum HAM, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (5/4/2016).

Ketegasan Kalapas dan Karutan menurut Luhut sangat dibutuhkan untuk menindak penyimpangan di balik jeruji sel. Ketegasan kepemimpinan ini disebut Luhut dipelajarinya saat menjadi anggota Kopassus.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena Kopassus saya belajar bagaimana leadership dan keteladanan itu. Bagaimana kita menjadi front line terdepan barisan pasukan," tuturnya.

"Oleh karena itu pesan saya, berikan contoh leadership yang baik tentang keteladanan sehingga anak buah Anda nanti akan memiliki disiplin yang sama. Karena kalian adalah front line dari Kemenkum HAM untuk menghadapi narkoba di Lapas dan Rutan," sambung Luhut.

Menko Polhukam Luhut Pandjaitan memberikan arahan kepada Kalapas/Karutan di Kementerian Hukum dan HAM, Selasa (5/4/2016). Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom


Peredaran narkotika di Lapas/Rutan harus diberantas. Penggunaan narkotika disebut Luhut memang meningkat sehingga membutuhkan penindakan tegas dari aparat berwenang.

"Sekarang ini penggunaan sabu meningkat 350 persen dan ekstasi sebesar 280 persen di tahun 2015. Kalau dihitung korelasi penggunaannya dengan penyebaran HIV, wilayah Papua sudah 2,4 persen dan di Jakarta 1,03 persen. Bayangkan bagaimana, kita yang mengklaim bangsa beragama dan berbudaya tapi HIV dan narkotikanya menjadi endemik," jelas Luhut.

Di samping ketegasan bersikap dan bertindak, para Kalapas dan Karutan juga harus mampu mengayomi tahanan dan napi. Mereka harus memastikan napi dan tahanan mengikuti aturan yang ada.

"Kalau diingat, kejadian bom di Thamrin itu karena ada perintah dari penjara. Supaya itu tidak terjadi lagi, napi-napi teroris ini harus diberi perhatian lebih agar tidak bisa berkomunikasi dengan dunia luar ataupun melakukan rekrutmen sehingga membantu mengurangi kemungkinan terjadinya serangan bom," ujar Luhut.

"Mudah-mudahan, Kalapas dan Karutan sekalian tidak ditempatkan di garis depan yang berhadapan dengan peluru. Tapi ditempatkan dig aris depan untuk mencegah peredaran narkoba agar tidak berkembang di dalam maupun luar lapas," kata dia.

(adf/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads