Batik Air jenis Boeing 737-800 itu rencananya hendak terbang menuju Ujung Pandang. Namun, saat sedang persiapan dan melaju di runway, tiba-tiba bersenggolan dengan maskapai TransNusa yang sedang melintas di jalur yang sama.
"Kecelakaan antara Batik Air yang sedang persiapan tinggal landas (sudah di landasan pacu) dengan pesawat TransNusa yang sedang 'on tow' atau ditarik menyeberang landasan pacu, merupakan kecelakaan serius," kata pengamat penerbangan Alvin Lie kepada detikcom, Senin (4/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila pesawat Batik Air sudah rolling dengan kecepatan tinggi, dapat dipastikan korban akan banyak," jelas angota Ombudsman ini.
Alvin mengatakan kejadian ini persis dengan kecelakaan B 747 PanAm dengan B747 KLM di bandara Los Rodeos (sekarang Bandara Tenerife Utara di pulau Tenerife) pada 27 Maret 1977 silam.
"Patut diduga, kecelakaan ini akibat kelemahan koordinasi antara ATC dengan pengemudi mobil penarik (tow car) dan pilot Batik Air. Suatu tamparan bagi penerbangan RI yang sedang berupaya meraih peringkat I FAA," kata Alvin Lie.
(jor/dha)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini