Perebutan Wilayah, Korsel Ingatkan akan Bertindak atas Jepang

Jakarta - Bukan hanya Indonesia dan Malaysia yang berseteru gara-gara perebutan wilayah. Hal yang sama terjadi pada Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel, Ban Ki-Moon mencetuskan bahwa pemerintah Korsel harus mengambil tindakan untuk merespons "tindakan provokatif" dari Jepang menyangkut sengketa pulau-pulau kecil yang dikuasai Seoul."Kita harus mengambil langkah-langkah nyata untuk mempertahankan kedaulatan kita jika Jepang melakukan tindakan provokatif," ujar Ban pada sidang kabinet seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/3/2005).Pokok sengketa Jepang dan Korsel adalah wilayah yang dikenal sebagai Takeshima oleh bangsa Jepang dan Dokto oleh Korsel. Wilayah tersebut mencakup pulau-pulau kecil di Laut Jepang (Laut Timur), yang bulan lalu kembali diklaim oleh pemerintah Tokyo. Pulau-pulau tersebut berada di bawah kekuasaan Korsel yang menempatkan sejumlah polisi maritim di sana. Namun pemerintah Jepang bersikeras bahwa Takeshima merupakan bagian dari wilayahnya, Shimane, yang akan segera mengesahkan Undang-Undang untuk memperkuat klaim Jepang atas Takeshima. Dalam peraturan yang akan disahkan Rabu (16/3/2005) besok itu, tanggal 22 Februari ditetapkan sebagai "Hari Takeshima".Gara-gara isu ini, Ban sampai membatalkan rencana kunjungannya ke Tokyo pada bulan ini. Konflik ini telah memancing rasa nasionalisme di Korsel. Selain warga biasa, aksi-aksi protes atas isu Takeshima juga diramaikan oleh para politikus Korsel, serta kelompok-kelompok nasionalis sayap kanan dan liberal. Kepolisian Korsel telah meningkatkan pengamanan di sekitar Kedutaan Besar (Kedubes) Jepang di Seoul, yang belakangan marak diwarnai aksi demo anti-Jepang. (ita/)