"Tahun 2015, pemerintahan Pak Presiden Jokowi menerapkan UN berbasis komputer. Tahun lalu itu ada 554 sekolah penyelenggara UNBK, tahun ini ada 4.381 sekolah. Dari 107 ribu orang peserta menjadi 921 ribu peserta. Peserta naik 900 persen, sekolah 800 persen dalam waktu satu tahun. Kita mengalami lompatan drastis," kata Anies saat dihubungi detikcom lewat telepon, Minggu (3/4/2016) malam.
Dijelaskan Anies, provinsi dengan tingkat partisipasi UNBK terbesar adalah Yogyakarta. Sementara Propinsi Papua dan propinsi baru Kalimantan Utara (Kaltara) juga masuk dalam daerah yang dengan tingkat partisipasi UNBK tinggi. Masing-masing, Papua 10 persen dan Kaltara 20 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies memang ingin agar nantinya pelaksanaan UN di seluruh Indonesia berbasis komputer. Hasil evaluasi pelaksanaan UN 2015 lalu, tingkat kecurangan pada pelaksanaan UNBK adalah nol. Sedangkan tingkat kecurangan yang bervariasi ditemukan pada pelaksanaan UN berbasis pensil dan kertas (UNPK).
"Dengan pelaksanaan UN berbasis komputer, integritas sangat terjaga karena tiap orang soal berbeda-beda, dan hasilnya bisa langsung diketahui sebenarnya," sambung Anies. UNBK juga meminimalisir kemungkinan soal yang terlambat datang, tertukar dan ketidakjelasan hasil cetak soal. Proses pengumpulan dan penilaian jauh lebih mudah dan hasil UN dapat diumumkan jauh lebih cepat. UNBK juga mendorong terwujudnya efektifitas, efesiensi dan transparansi penyelenggaraan UN.
Soal kesiapan dan persiapan UN UNPK dan UNBK, lanjut Anies, seluruhnya sudah siap 100 persen. Tak ada kendala berarti karena semua telah dipersiapkan matang jauh-jauh hari.
"Seperti Anda ingat dulu-dulu sering ada masalah (distribusi soal UN). Sekarang tidak ada problem. Perencanaannya dilaksanakan dengan serius dan dengan implementasi ketat. Jadi, alhamdulillah persiapan baik UN tertulis, baik UN berbasis komputer, dua-duanya sudah siap," sambungnya.
Data Kemendikbud, tahun 2015 ada 107.000 siswa yang mengikuti UNBK. Tahun 2016 ini jumlahnya menjadi 921.000 siswa. Rinciannya sekitar 156.171 siswa SMP dan MTs, serta sekitar 267.230 siswa SMA dan MA di seluruh Indonesia, sedangkan untuk SMK sekitar 498,177 siswa. UNBK tahun 2016 ini untuk setiap jenjang sekolah kurang lebih 1010 SMP dan MTs, 1297 SMA dan MA, serta 2103 SMK di seluruh Indonesia.
Pada penyelenggaraan tahun kedua ini UNBK masih menggunakan sistem semi-online, yaitu soal dikirim dari server pusat secara online melalui jaringan (sinkronisasi) ke server lokal (sekolah), kemudian ujian siswa dilayani oleh server lokal (sekolah) secara offline. Selanjutnya hasil ujian dikirim kembali dari server lokal (sekolah) ke server pusat secara online (upload).
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam mengatakan, dalam pelaksanaan UNBK, Kemendikbud melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, di antaranya perguruan tinggi seperti ITS, UI, UGM, ITB serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk teknologi dan pengamanannya.
Selain untuk melakukan pemetaan capaian pendidikan secara nasional, UN dilaksanakan untuk mengukur kompetensi siswa dan menjadi salah satu dasar untuk seleksi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sejak tahun 2015 lalu, selain mengukur pencapaian akademik, UN juga untuk mengetahui tingkat kejujuran ujian dengan hasil Indeks Integritas Ujian Nasional (IIUN) untuk setiap sekolah.
Ujian Nasional tahun 2016 akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 4 April untuk Siswa SMA dan sederajat, serta tanggal 9 Mei untuk siswa SMP dan sederajat. Peserta UN SMP dan SMA sederajat di Indonesia sebanyak 7,6 juta orang.
Β
Pada UN 2016 ini, Kemendikbud juga mendorong keterlibatan publik dalam menyukseskan UN yang berintegritas. Kemendikbud menyediakan saluran untuk berkomunikasi dan mendapat informasi mengenai UN, atau memberi masukan dan pengaduan melalui Posko UN, laman un.kemdikbud.go.id, serta media sosial dengan menyertakan tagar #UN2016 atau mention akun @Kemdikbud_RI di Twitter.
Selain itu, masyarakat juga dapat menyampaikan pertanyaan atau pengaduan seputar UN melalui call center 177, nomor telepon 0215703303, telpon seluler 0816979177, SMS di 0811976929, serta e-mail unpuspendik@kemdikbud.go.id dan juga pengaduan@kemdikbud.go.id. (hri/rna)











































