Ramainya Suasana Pagi di Pusat Pelelangan Ikan Kendari

Ramainya Suasana Pagi di Pusat Pelelangan Ikan Kendari

Wisnu Prasetiyo - detikNews
Minggu, 03 Apr 2016 08:32 WIB
Foto: Wisnu Prasetiyo/detikcom
Kendari - Pagi ini sinar matahari begitu terik di Kendari, Sulawesi Tenggara. Meski udara cukup panas, suasana di Pusat Pelelangan Ikan (PPI) yang berada di pusat kota ini begitu ramai.

Pantauan detik.com hari ini, Minggu, (3/4/2016) pukul 07.30 WITA di PPI Kendari, suasana ramai mulai terasa ketika memasuki area parkir. Sebagian jalanan ditutupi kendaraan warga yang ingin melakukan transaksi.

Memasuki daerah pelelangan, bau amis khas laut sangat kental. Di pusat pelelangan ini terdapat ratusan nelayan yang tengah menawarkan hasil tangkapan melaut mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terdapat banyak hasil laut yang terhampar di sini. Dari mulai ikan kakap, ikan sunu, ikan lure, cumi, sotong, dan sebagainya. Para penjual meneriakkan harga dari barang dagangannya untuk menarik minat pembeli.

"Ayo ikan kakap, ikan kakap. Sekilo 25 ribu!," teriak salah satu pedagang.

Salah satu nelayan bernama Bashir bercerita soal pengalamannya selama menjadi nelayan . Ia mengawali kisahnya dengan mengungkapkan rataan keuntungan yang dia dapatkan perharinya.

"Saya melaut malam langsung saya jual, biasanya sehari dapat 2 ton. Satu ikan ada yang Rp 9.000 ada yang Rp 10.000 per kilo," tutur H. Bashir.

Ia menuturkan kebanyakan hasil tangkapannya berupa ikan lure atau ikan teri dengan harga yang cukup murah. Ia menjual kotakan kepada pengecer, dijual Rp 100.000.

"Kita jual lagi ke pengecer, satu kotak kita jual Rp 100.000. Satu kotak beratnya sekitar 20 kg," tutur dia.

Bashir yang sudah menjadi nelayan selama 30 tahun ini mengaku hasil tangkapannya tidak menentu. Pernah sekali sampai mendapat puluhan ton, namun pernah juga suatu waktu ia pulang ke rumah dengan hanya membawa pulang 1 kantong plastik ikan.

"Kalau lagi paceklik, itu bisa cuma bawa buat makan kita semalam saja. Biasanya bulan 2 (Februari)," sambung dia.

Saat ditanya soal moratorium kapal asing dan kebijakan transhipment kapal besar, ia mengaku setuju-setuju saja. Namun, secara khusus ia juga mengharapkan adanya bantuan kapal besar agar bisa melaut lebih jauh dan hasil tangkapan menjadi lebih banyak.

"Saya setuju selama itu baik. Tapi kalau boleh ada bantuan kapal ya saya senang. Bisa melaut lebih jauh nggak cuma di pinggir saja," katanya.

Sementara itu, seorang pengecer bernama Idrus mengeluh ketika pembeli seringkali menawarkan harga yang terlalu rendah. Ia cukup terlihat kesal, karena ada pembeli yang menawar lebih dari separuh harga yang ditetapkannya.

"Kalau saya sih sebenarnya nggak mau kasih mahal. Tapi pembelinya juga saya pengennya harus mengerti juga. Saya kan orang kecil, jadinya serba salah," tutur Idris.

Ia meyakinkan bahwa ikan-ikan yang dijualnya merupakan ikan dengan kualitas sangat baik. Ia mengaku hanya mengambil untung Rp 5.000- Rp 10.000 per kilo dari setiap jenisnya.

"Ini ikannya bagus-bagus. Saya nggak jual mahal ko ini," kata Idris.

(Hbb/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads