detikcom dan perwakilan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menyusuri teluk menggunakan kapal milik warga desa Lambo, Sulawesi Tenggara. Perjalanan ke tengah laut untuk sampai ke keramba memakan waktu 30 menit.
Dari penampakkannya terdapat beberapa jenis ikan di keramba tersebut. Di antaranya terdapat ikan kerapu, ikan putih, ikan lure, ikan sunu dan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerambah ini dikelilingi oleh terumbu karang, penampakkan di sekitar teluk sangat indah dikelilingi gunung.
Kerambah ini merupakan milik kelompok warga bukan per individu. Jadi mereka saling bergotong-royong satu sama lain untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih banyak.
Nelayan di sini mengaku, khusus untuk budidaya ikan ini memang menjadi andalan untuk investasi jangka panjang. Mereka tak ingin lagi sekadar melaut untuk makan sehari-hari saja.
"Kalau nangkap langsung jual saja itu kan buat makan sehari-hari. Kita juga ingin mulai menabung, misalnya untuk mendapat kapal yang lebih besar," tutur dia.
Sebelumnya, di keramba ini juga dibudidayakan lobster dan baby lobster yang bibitnya didapatkan dari Cilacap, Jawa Tengah. Namun karena jarak yang jauh, bibit-bibit tersebut seringkali mati sebelum sampai di Kendari.
"Kalau lobster sebenarnya untungnya bisa banyak. Tapi kita kan distribusinya lewat jalur darat, bisa sampai 10 jam. Sampai sini sudah mati duluan, bukannya untung balik modal saja tidak," ungkapnya.
Nelayan berharap dukungan yang lebih dari pihak manapun, khususnya Dinas Perikananan Sulawesi Tenggara untuk memaksimalkan potensi Teluk Lasolo yang melimpah. Khususnya untuk kapal, mereka bisa dibantu untuk mendapatkan kapal dengan ukuran yang lebih besar sehingga jangkauan melaut mereka lebih jauh dan hasil tangkapannya lebih banyak. (bag/bag)











































