Lenta Pardosi (32), ibu kandung Angelica yang ditemui detikcom di kediamannya di Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar, Riau, Kamis (31/3/2016), masih terlihat lesu. Ibu tiga orang anak ini masih terlihat letih. Karena selama anaknya dinyatakan hilang, dia bersama suaminya Salomo Pardede (40) tak hentinya terus berusaha mencari.
Lenta menyebutkan, anaknya hilang dari rumah pada Rabu (9/3/2016) saat itu hari libur nasional hari raya Nyepi. Hari itu juga merupakan hari gerhana matahari. Ketika anaknya hilang, ibu ini lagi bekerja di usaha katering di Pekanbaru. Sedangkan suaminya bekerja sebagai tukang sumur bor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai jam 5 sore anak saya tak pulang-pulang. Saya dapat kabar ini setelah ditelepon tetangga. Sore itu juga saya dan suami akhirnya pulang dan sekitar jam 7 malam baru sampai," kata Lenta.
Malam itu juga, dia bersama suaminya dan warga melaporkan ke Polsek Siak Hulu. Tapi menurut pihak Polsek Siak Hulu, belum bisa diproses karena waktunya belum 24 jam. Keesokan harinya, Lenta kembali membuat laporan ke polisi.
"Tapi polisi bilang, belum terhitung 2 x 24 jam. Kami disuruh mencari dulu. Akhirnya ya kami dengan masyarakat mencari ke sana ke mari tanpa ada bantuan pihak kepolisian," kata Lenta.
Warga bersama keluarga korban, sama-sama berjibaku mencari Angelica. Warga berinisiatif menyebarkan foto Angelica ke sejumlah tempat. Putus asa melapor ke polisi, sampai urusan ke dukun juga ditanya. Ada dukun yang bilang, Angelica diculik dan dibawa ke Dumai yang berjarak 250 km dari rumah korban.
"Dukun bilang anak saya dibawa ke Dumai, saya ke sana sambil menyebarkan foto anak saya. Hasilnya nihil. Seminggu lebih kami berusaha mencari tak membuahkan hasil. Sedangkan pihak Polsek Siak Hulu sama sekali tak berusaha untuk menindaklanjuti kasus kehilangan anak saya," kata Lenta.
Puncaknya, pada 23 Maret 2016 malam hari, warga menemukan tulang belulang di dekat sebuah pos yang belum selesai dibangun. Tulang itu berserakan di semak belukar. Lokasinya di tepi jalan lingkar Pekanbaru Kampar. Warga yang menemukan lantas lapor ke Polsek Siak Hulu. Di sana ditemukan baju, kacamata dan sandal milik Angelica.
"Sejak penemuan kerangka itu, barulah pihak Polsek Siak Hulu mengambil keterangan kami. Selama ini mereka kurang peduli. Saya kecewa, kalau sejak awal polisi ikut serta menyelidiki, mungkin anak saya belum sempat dibunuh," ungkap Lenta.
Belakangan kasus pembunuhan Angelica ini diambil alih Polda Riau. Ini setelah Komisi Perlindungan Anak Indonesia turun gunung ke Kampar. (cha/trw)











































