Tolak Kenaikan BBM, Mahasiswa Yogya Turun Lagi ke Jalan
Selasa, 15 Mar 2005 12:56 WIB
Yogyakarta - Mahasiswa Yogyakarta dari berbagai elemen hari ini, (Selasa, 15/3/2005) kembali turun ke jalan untuk menolak kenaikan harga BBM. Dalam aksinya, mereka menilai SBY-JK (Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla) bukan pemerintahan yang pro perubahan dan berwatak kerakyatan.Aksi pertama digelar oleh Front Persatuan Nasional (FPN) di Kampus II Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran di Jalan Babarsari, Yogyakarta. Aksi yang diikuti puluhan mahasiswa itu digelar di dalam halaman kampus sejak pukul 10.00 WIB.Sedangkan aksi kedua digelar setengah jam kemudian oleh Forum Sekolah Bersama (Sekber) yang diawali dari Tugu Yogyakarta. Setelah itu, mereka melakukan long march menuju kantor DPRD DIY di Jalan Malioboro dan berakhir di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta.Saat mahasiswa yang melakukan long march melewati Jalan Mangkubumi, kantor Pertamina Unit Pemasaran IV yang terletak di jalan tersebut tampak dijaga beberapa orang anggota Poltabes Yogyakarta. Namun mahasiswa tidak melakukan aksi di kantor Pertamina dan melanjutkan menggelar orasi di depan DPRD DIY.Selain kantor Pertamina, Istana Negara Gedung Agung Yogyakarta di Jalan Ahmad Yani juga dijaga ketat petugas di depan pintu gerbang agar tidak menjadi sasaran demo. Aksi baru berakhir di depan kantor Pos Besar Yogyakarta dengan pembacaan pernyataan sikap pada pukul 12.00 WIB.Mereka juga membawa beberapa poster yang bertuliskan 'BBM Naik=SBY-JK Turun', 'Turunkan Harga=Turunkan SBY-JK', dan 'Tolak Kenaikan BBM, Turunkan Harga Sembako'.Koordinator Forum Sekber Astra Diswan dalam orasinya mengatakan, rakyat harus menolak kenaikan harga BBM sebab pemerintahan SBY-JK telah melakukan kebohongan besar terhadap rakyat."Dulu saat kampanye mereka berjanji tidak akan menaikkan harga BBM, namun belum genap 100 hari sudah menaikkan harga elpiji, disusul kemudian menaikkan harga BBM lainnya," kata Astra.Astra mengatakan, yang paling terkena dampak kenaikan harga BBM saat ini adalah rakyat miskin mengingat harga kebutuhan pokok juga meningkat seiring naiknya harga BBM. Dikatakannya, kenaikan harga BBM dengan pertimbangan harga minyak internasional yang tinggi bukanlah sebuah jawaban."Sedangkan subsidi yang dijanjikan pemerintah adalah omong kosong dan harga BBM harus kembali turun," kata Astra.Selain itu , mereka juga menuntut agar SBY mengganti para menteri-menteri ekonomi yang ternyata pro IMF dan lembaga donor asing lainnya. Para menteri ini dinilai tidak bisa bekerja dan tidak berpihak kepada rakyat.
(umi/)