Saat Ketua MPR Bernostalgia di SMAN 53 Jakarta

Saat Ketua MPR Bernostalgia di SMAN 53 Jakarta

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 30 Mar 2016 18:10 WIB
Foto: MPR
Jakarta - Ketua MPR RI Zulkifli Hasan menghadiri HUT ke-34 SMAN 53 Jakarta. Zulkifli kali ini bernostalgia mengenang masa SMA di sekolah di kawasan Cipinang Raya, Jakarta Timur, ini.

"Saya angkatan pertama, masuk tahun 1979," kata Zulkifli dalam siaran pers MPR RI, Rabu (30/3/2016).

Begitu tiba di sekolah ini, Zulkifli disambut Kepala Sekolah Dumariah Simanjuntak dan para siswa yang berebut cium tangan. Berbicara di hadapan Zulkifli Hasan, Dumariah Simanjuntak mengaku sering bercerita tentang Zulkifli Hasan sebagai alumni yang menjadi Ketua MPR.

"Saya suka bercerita kepada anak-anak tentang Ketua MPR. Saya katakan Ketua MPR adalah salah satu tokoh yang patut dicontoh dan diteladani. Tidak terasa sejak tahun 1982 meninggalkan sekolah ini," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zulkifli yang juga Ketua Umum PAN ini kemudian mengenang cerita waktu sekolah dulu. "Dulu cuma dua blok. Kalau musim hujan banjir. Sama seperti anak sekarang, di sekolah saya juga punya pacar," tuturnya disambut tawa para siswa.

Ketika ingin masuk sekolah tersebut, Zulkifli sempat ditolak karena sudah penuh. Saat itu, Zulkifli adalah siswa pindahan dari Lampung.

"Dulu kepala sekolahnya Syarif Ritonga. Karena berasal dari Lampung Sumatera, sama-sama Sumateranya, akhirnya saya bisa diterima," kenang Zulkifli.

"Saya termasuk anak pandai, tetapi bukan berarti saya lebih pandai dari anak-anak lainnya," candanya.

"Hanya saja saya lebih sering membaca dan belajar sebelum pelajaran dimulai. Kalau ujian guru masih menulis soal dengan kapur di papan tulis besar. Selesai guru matematika menulis soal, saya juga selesai menulis jawaban, rata-rata nilai saya 10, katanya. Karena pandai dan dekat dengan guru, Zulkifli Hasan diminta wali kelas ikut membantu menulis raport.Β  Nilai olahraga saya 7, tapi teman saya, Sitanggang, nilainya 5 karena tidak pernah ikut olah raga. Padahal orangnya tinggi tegap. Saya ganti nilainya menjadi 7. Guru olah raga Pak Ramli tidak tahu sampai sekarang," kenangnya lagi.

"Sekarang semua terbuka. Setiap orang punya kesempatan dan hak yang sama untuk menjadi apa saja. Kuncinya adalah daya juang dan kesungguhan memperjuangkan cita-cita serta belajar dengan sungguh-sungguh," pesan Zulkifli.
(van/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads