Seperti dilihat detikcom pada Rabu (30/3/2016), setiap pengunjung perpustakaan diminta mendaftar di buku tamu secara digital. Pengunjung mengisi nama di komputer serta memilih status apakah anggota DPR, tenaga ahli, mahasiswa, pegawai, peneliti, perancang UU, atau umum.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, pengunjung berstatus tenaga ahli berjumlah 556. Ada pula yang berstatus mahasiswa sejumlah 299 kunjungan, pegawai 469, peneliti 152, perancang UU 46, dan sisanya umum.
Pada bulan Februari-Maret 2016, tercatat ada 419 kunjungan yang terdaftar. Dari total itu, kunjungan berstatus anggota DPRΒ ada 39 kali sementara tenaga ahli 103 kali. Kunjungan mahasiswa 52 kali, pegawai 150 kali, peneliti 27 kali, dan sisanya umum.
![]() |
Dalam rincian data pengunjung perpustakaan DPR tahun 2015, ada total 4.953 pengunjung. Dilihat dari data harian, ada kalanya pengunjung hanya 1 orang, ada pula mencapai 40 orang.
Tetapi, sistem ini juga memiliki kelemahan. Setiap pengunjung bebas menginput status tanpa ada verifikasi. Tidak ada halangan juga apabila ingin input berkali-kali.
Semua orang bisa membaca di perpustakaan yang terbuka untuk umum ini. Tetapi keanggotaannya terbatas pada anggota DPR, karyawan, serta asisten dan tenaga ahli anggota DPR. Setelah menjadi anggota, baru bisa meminjam buku.
![]() |
Meski sudah ada perpustakaan yang lama, DPR tetap ingin membangun yang baru dengan ukuran sebesar se-Asia Tenggara. Rencananya, perpustakaan itu bisa memuat hingga 600.000 buku.
(imk/erd)