Jokowi: Kita Harus Masuk Kompetisi Global Agar Tak Jadi Pecundang

Jokowi: Kita Harus Masuk Kompetisi Global Agar Tak Jadi Pecundang

Maikel Jefriando - detikNews
Rabu, 30 Mar 2016 11:49 WIB
Pertemuan Tahunan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) (Foto: Maikel Jefriando/detikcom)
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut akan ada dua hal yang akan menjadi tantangan bangsa Indonesia, yakni keterbukaan dan kompetisi. Pemerintah tak bisa lagi menolak adanya era keterbukaan. Sekecil apa pun soal anggaran negara tak lagi bisa disembunyikan.

Bahkan Presiden mengumpamakan, satu kancing baju pejabat jatuh, semua orang akan tahu. "Sekarang kancing baju kita jatuh saja semua orang tahu. Kondisi APBN, misalnya, penerimaan. Tahun kemarin semua orang tahu, tidak bisa kita tutup-tutupi lagi," kata Jokowi saat berbicara di pertemuan tahunan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)Β  bertema "Membangun Ekonomi Indonesia yang Berdaya Saing" di Gedung Balai Kartini, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (30/3/2016). Hadir dalam acara ini antara lain anggota ISEI, pengusaha dan sejumlah menteri kabinet kerja.

Indonesia, kata Presiden, juga akan berhadapan dengan kompetisi global. Ada Trans Pacific Partnership, Eropa Free Trade Association (EFTA), dan juga Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Indonesia mau tidak mau harus masuk dalam area kompetisi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Inilah kompetisi. Visi ke depan kita adalah kompetisi. Nggak usah ragu, nggak usah khawatir karena tidak ada pilihan lain, kita harus masuk ke area itu cuma bagaimana kita membenahi agar tidak menjadi pecundang," kata Jokowi.

Untuk masuk kompetisi global tersebut, Presiden Jokowi memerintahkan Kementerian Dalam Negeri menghapus 3.000 peraturan daerah yang dinilai menghambat iklim investasi. Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan dari Vietnam, Malaysia, Thailand, dan Myanmar.

"Kelihatan kita rukun, gandeng-gandengan, tapi sebetulnya mereka itu saingan kita. Dalam hati saya, ini kompetitor kita. Vietnam meninggalkan kita dalam regulasi kecepatan. Malaysia, Thailand, Myanmar semuanya cepat sekali,"Β  kata Jokowi.

Baca juga: Presiden Jokowi Perintahkan Mendagri Hapus 3.000 Perda Bermasalah (erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads