"Kemacetan di Jakarta, kita kehilangan Rp 28 triliun setiap tahun, di Bandung Rp 7 triliun karena macet. (Total) Rp 35 triliun hilang setiap tahun karena macet," jelas Presiden Jokowi dalam acara "Dialog Publik dengan Presiden" dalam Pertemuan Tahunan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Sehingga, imbuh Jokowi, dibangunlah Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) di Jabodetabek dan Bandung Raya. Begitu juga kereta cepat dan jalan tol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal MRT juga, Jokowi sempat berhadapan dengan warga yang pesimistis. Warga yang pesimistis itu dijumpainya saat peresmian ground breaking MRT.
"Saya ingat dulu MRT pas ground breaking di HI saya ngomong 'Dengan mengucap bismillah proyek MRT dimulai'. 3 Meter dari saya spanduk semua dibuka, menolak. Belum digali saja sudah ditolak. Kalau kita nggak berani enggak akan dimulai-dimulai," imbuhnya.
"Saya ingat betul ada yang bertanya, 'Bapak sebagai gubernur nanti jamin Jakarta kalau nanti terowongan ambrol, Bapak mau tanggung jawab?'. Saya jawab saja bodoh-bodohan, 'Itu terowongan bawah laut Inggris-Prancis saja nggak ambrol. Ada ahlinya. Subway metro semua negara ada'. Subway dihubungkan dengan banjir. Kita kreatif ya, pertanyaan yang tidak kita kira," kata Jokowi. (nwk/nrl)











































