DPR mempublikasikan rencana lokasi perpustakaan itu lewat akun Twitter @DPR_RI, Selasa (29/3/2016). Areanya masih di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.
Area terbuka di sisi tenggara diberi tanda panah dengan tulisan "Lokasi ideal?" Letaknya ada di samping Gedung Nusantara yang dikenal dengan bentuk menyerupai tempurung kura-kura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPR Ade Komarudin mengemukakan wacana ini setelah menerima para cendekiawan pada Selasa (22/3) lalu. Pria yang akrab disapa Akom ini menganggap usulan para cendekiawan sebagai ide baik yang seharusnya diperjuangkan.
"Kalau dengan akal sehat, saya kira tidak ada alasan untuk merecoki usulan para cendekiawan itu. Mereka lebih bijak, lebih mengerti bagaimana mencerdaskan bangsa ini," kata Akom.
Akom baru akan membicarakan usul ini dengan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) dan fraksi fraksi setelah reses. Meski begitu, dia percaya diri bisa meyakinkan semua pihak.
"Saya siap hadapi baik luar DPR, dalam, termasuk jika pemerintah yang menolak," ucap politikus Golkar ini.
Hingga saat ini, beberapa fraksi seperti Nasdem, Gerindra, PKS, dan Hanura menyuarakan penolakan. Rencana ini disarankan ditunda karena kondisi keuangan negara juga tidak memungkinkan.
Perpustakaan ini rencananya akan ada di gedung baru yang awalnya untuk ruang kerja anggota. Di APBN 2016, sudah ada anggaran sebesar Rp 570 miliar untuk proyek pembangunan DPR ini. (imk/tor)