Kisah Marshanda dan Ayah yang Kembali

Kisah Marshanda dan Ayah yang Kembali

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 29 Mar 2016 07:37 WIB
Foto: Dok. Dinsos Jaksel
Jakarta - Jumat (25/3) lalu, mungkin menjadi titik balik hidup yang tak akan dilupakan oleh Irwan Yusuf. Gara-gara ditemukan mengemis, dia berjumpa kembali dengan Marshanda, buah hati yang telah lama tak bersua.

Siang itu di sekitar Jl Bangka, Jaksel, Irwan didapati Satgas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinsos Jaksel sedang mengemis berjalan kaki.

Petugas Satgas P3S Dinsos Sutikno Rino dan rekannya, melihat seorang pria berjalan dengan mengenakan baju sambil meminta-minta kepada orang-orang sekitar. Kondisi badannya kumuh mengenakan kaos bewarna hijau dan beralas sendal jepit, kesehatannya juga terganggu akibat menderita diabetes.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ditemui, Sutikno bertanya kepada Irwan apakah ia seorang pengemis. Irwan mengelak, namun salah seorang warga di lokasi justru menyebut Irwan merupakan pengemis dan sekaligus ayah Marshanda (26).

"Bawa saja, Pak. Kasihan di jalan dan dia bukan orang gila," kata seorang warga kepada Sutikno.

"Ini bapaknya Marshanda loh," lanjut warga.

Irwan lalu diangkut ke mobil razia milik Dinsos yang disebut grandong menuju ke Panti Sosial Bina Insan Cipayung, Jaktim. Di atas mobil itu Irwan sempat berganti baju menggunakan batik pemberian petugas, minum air mineral dan tertidur sepanjang perjalanan.

Kepastian teka-teki soal Irwan adalah ayah kandung dari artis Marshanda terjawab saat Senin (28/3) pagi Marshanda datang langsung ke PSBI Cipayung, Jaktim. Marshanda mengakui Irwan memang ayahnya.

Irwan dan ibu Marshanda bercerai saat Marshanda berusia 7-8 tahun. Setelah itu, ayah Marshanda membina keluarga baru dan menyewa rumah sederhana di Jl Bangka IX Jaksel. Entah mengapa, keluarga baru Irwan lalu meninggalkannya sehingga Irwan sebatang kara di kontrakan.

Ayah Marshanda sempat kerja serabutan sampai akhirnya mengemis sejak dua pekan lalu. Pendapatannya dari mengemis sekitar Rp 40 ribu per hari. Saat ditanya, Marshanda mengaku tidak malu sedikit pun atas kondisi ayahnya dengan ekonomi terpuruk. Dia juga tak mau menutupi hal ini ke publik. Irwan ditegaskan adalah ayah kandungnya.

"Kenapa (harus) miris? Karena bukan buruk sih kalau menurut aku. Bukan hal yang 'aduh prihatin'. Buat aku ini nggak memalukan sama sekali," tutur Marshanda.

"Ya kalau kita percaya, Allah punya rencana besar buat kita, buat aku nggak akan ada bagian setitik apa pun. Dalam jernih hidup kita yang kita tutup-tutupin dan anggap itu memalukan. Jadi aku nggak pernah nganggep sebagai hal yang harus ditutupin," sambungnya.

Hanya beberapa jam setelah dijenguk Marshanda, Irwan diam-diam dijemput oleh keluarganya untuk dirawat keluarga karena memiliki gangguan kesehatan. Menurut petugas Satuan Panti Sosial Bina Insani (PSBI) Cipayung, Danil, Irwan dijemput kakaknya yang bernama Lusi.

Keluarga Marshanda juga sudah menyiapkan tempat tinggal baru bagi Irwan yang hidupnya nestapa di jalanan. "Dari tanteku, dari Oma, Opa juga sudah cerita kalau sudah ada tempat tinggal buat Papa. Terus segala sesuatnya sudah disiapkanlah. Aku lagi tektokan sama Tente, apakah Papa pulang sama aku atau sama Tante," kata Marshanda di penampungan Panti Sosial Bina Insan (PSBI), Cipayung, Jaktim.

Kenapa keluarga jemput Irwan diam-diam? "Ya mungkin mereka masih belum siap," jawab Danil.

Dalam akun instagram dan tumblr, Caca, demikian sapaan akrab ibu satu anak itu, memposting pernyataan lengkap sikapnya soal nasib sang Papa. Dia menegaskan, tidak akan menutupi hubungannya dengan Irwan meski kondisinya memprihatinkan.

"Papaku orang baik. Dia ngga menipu, ngga meremehkan orang lain, jadi kalo berita seperti ini tentang papa keluar di media saya ngga ngerasa kaget, miris, ataupun malu. Saya menghormati papa seperti apapun dia. Sama halnya dengan bagaimana saya menghormati mama saya. Semua orang punya kelebihan dan kekurangan. Jangan hanya karena "aturan masyarakat" yang nggak tertulis mengenai apa yang "wow" dan apa yang patut dianggap remeh, kita jadi hidup nggak pakai hati dan nggak mengenal cinta lagi. Kita dilahirkan untuk tujuan yang nggak jauh dari cinta. We are born for a great purpose," tulis Marshanda di akun media sosialnya bijak.

Baca juga: Pernyataan Bijak Marshanda Soal Nasib Papa yang Jadi Pengemis
Ilustrasi oleh Mindra Purnomo (detikcom)
(miq/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads