Ulah Orang Indonesia yang Tuai Kritik: Buang Sampah Sembarangan dan Tak Tertib di Jalan

Ulah Orang Indonesia yang Tuai Kritik: Buang Sampah Sembarangan dan Tak Tertib di Jalan

M Iqbal - detikNews
Selasa, 29 Mar 2016 10:39 WIB
Foto: Baban Gandapurnama
Jakarta - Di era orde baru, gerakan disiplin nasional pernah dicanangkan. Di masa Soeharto mengharu biru setiap orang wajib berdisiplin. Mulai dari urusan tepat waktu sampai buang sampah sembarangan.

Waktu berlalu, di era Jokowi digembar-gemborkan revolusi mental. Bahkan sampai dibuat situs mengenai langkah dan contoh nyata revolusi mental.

Nah, bicara soal revolusi mental ini mungkin memang sudah mendesak. Mentalitas orang Indonesia mesti didisiplinkan.

Tak perlu soal urusan yang berat-berat dahulu, bisa dimulai dari soal keseharian dan kiranya mendesak dilakukan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada dua hal yang penting dicatat, soal urusan sampah sampai tertib berlalu lintas di jalan.

Soal sampah ini, merata dari sejumlah wilayah menjadi soal. Tengok saja sungai dan jalan sampah bertebaran. Padahal diyakini kalau di sekolah-sekolah diajarkan agar tidak membuang sampah sembarangan.

Yang terbaru urusan sampah ini di Sungai Cikapundung di Kabupaten Bandung. Sampah menumpuk tak terkira membuat gunungan dan menghalangi arus air.

Sampah di sungai ini karena ulah orang tak bertanggung jawab yang masih cuek bebek buang sampah seenaknya. Bukan hanya di sungai di jalan dan bahkan sampai ke gunung lokasi taman nasional ada sejumlah titik di mana sampah bertebaran.

Urusan sampah ini menjadi salah satu persoalan yang pelik. Apalagi kalau pemerintah daerah atau instansi terkait diam saja. Alhasil sampah menumpuk dan tinggal menunggu petaka saja.

Lepas dari urusan sampah, beranjak ke jalan raya. Kebiasaan tak disiplin masyarakat Indonesia bisa dilihat saat berkendara.

Tak usah jauh-jauh di jalan raya di dekat rumah Anda saja. Pasti ada anak kecil tak punya SIM dengan santai membawa kendaraan bermotor. Atau orang dewasa juga bermotor tanpa helm.

Anggaplah urusan pendidikan dijadikan alasan. Tapi apa iya pendidikan? Tengok di Jakarta, pemotor lawan arus sudah menjadi keseharian. Apa mereka bukan orang berpendidikan? Rasanya orang berpendidikan pasti ada yang ikut menjadi pemotor lawan arus.

Pastinya urusan sampah atau ketertiban di jalan bukan soal pendidikan atau lainnya. Perlu dimulai dari diri sendiri, bahwa aturan harus ditaati. Bukankah agama juga menyampaikan bahwa kebersihan sebagian dari iman.

Dan semoga saja ketika banyak masyarakat bicara soal mencintai negeri, banyak masyarakat juga berani mendisiplinkan diri dengan taat aturan lalu lintas serta tak buang sampah sembarangan.

(dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads