"Tes psikologi itu pada saat dia masuk. Setelah itu hanya semacam konsul (dari psikolog)," kata Kapolda Metro Jaya Irjen (Pol) Moechgiyarto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin (28/3/2016).
Bila ada polisi yang bermasalah, maka yang bersangkutan dapat berkonsultasi dengan psikolog untuk dicarikan solusinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi ada anggota yang kira-kira mau menyimpang dipanggil ada apa, disentuh hatinya, dan sebagainya, itu ada ahlinya," sambungnya.
Moechgiyarto mengatakan, pemeriksaan tes psikologi berlaku ketika mendaftar menjadi seorang anggota polisi. Pemeriksaan tes psikologi dilakukan secara benar untuk memastikan kondisi kejiwaan calon anggota polisi.
"Tapi kan instrumen itu buatan manusia juga, kadang ada yang tidak bisa terdeteksi walaupun dibuat instrumennya oleh manusia tapi perilaku orang tidak bisa terdeteksi, bisa saja terjadi, ini suatu penyimpangan-penyimpangan daripada hasil, tapi kan sebagian besar positif dengan adanya pemeriksaan tes kesehatan jiwa. Sebenarnya sudah ada tinggal kita tingkatkan kesehatan jiwa tersebut," urainya.
Diberitakan sebelumnya, anggota Obvit Polres Depok Bripka Triono membunuh istrinya dengan cara membekapnya menggunakan bantal pada Minggu (27/3) dini hari lalu. Triono mengajak temannya, Rahmat Santoso alias Mamat untuk turut serta dalam pembunuhan.
Kejadian lainnya terjadi di Bekasi dimana seorang anggota Brimob juga menembak mati istrinya. Namun anggota tersebut juga tewas sepekan kemudian setelah menembak kepalanya sendiri usai membunuh istrinya.
(mei/fdn)