Cerita Anak Korban Eksploitasi: Pagi Joki 3 in 1, Siang Sekolah, Malam Ngamen

Cerita Anak Korban Eksploitasi: Pagi Joki 3 in 1, Siang Sekolah, Malam Ngamen

Idham Kholid - detikNews
Minggu, 27 Mar 2016 19:31 WIB
Menteri Yohana Menggelar Jumpa Pers di RPSA/Foto: Idham/detikcom
Jakarta - Polres Jakarta Selatan mengungkap kasus eksploitasi anak di Blok M. Salah satu anak mengaku disuruh menjadi joki 3 in 1 sebelum berangkat ke sekolah.

"Joki, dibawa ibu. Dibawa ngejoki dulu, pukul 10.00 WIB masuk sekolah," kata R (7) di Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA) Bambu Apus, Jakarta Timur, Minggu (27/3/2016).

Menurut R, biasanya dia menjadi joki di kawasan Blok M. Kadang, R sendirian menjadi joki, kadang bersama sang ibu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gocap (Rp 50 ribu) kalau berdua, kalau sendiri Rp 20 ribu," ujar R tentang upah sekali menjadi joki.

Uang hasil joki seluruhnya diberikannya ke ibu. R mengaku tidak diberi uang jajan dari hasil menjadi joki.

Selepas menjadi joki, R kemudian berangkat ke sekolahnya di kawanan Sentiong, Jakarta Pusat. R kini duduk di kelas satu sekolah dasar.

Kendati menjadi joki, R mengaku tidak ketinggalan pelajaran dibanding rekan-rekannya yang lain. "(Kemarin dapat) rangking 9. Suka pelajaran menulis, bahasa Indonesia," ujar anak yang mengaku ingin jadi pilot ini.

R memberi keterangan berbeda-beda soal aktifitas mengamen. Mulanya, R mengaku hanya menjadi joki dan tidak ada aktifitas lain selepas pulang sekolah.

Namun seiring perbincangan berlanjut, R mengaku bahwa dia mengamen di Blok M seusai pulang sekolah.

"Ngamen disuruh ibu. Uangnya kasih ke ibu," ujar R yang mengaku ayahnya bekerja di sebuah bengkel di daerah Sentiong, Jakarta Pusat dan belum pernah menjenguknya di RPSA.

R mengaku mengamen di parkiran sepeda motor depan ruko-ruko di jawasan Blok M. Mengamen jika ada orang yang datang dan pergi dari ruko.

"Kalau aku ngamen, ibu nunggu di Indomaret," terangnya.

R enggan menyebutkan berapa uang yang diperoleh dari hasil mengamen. Namun, diberi uang Rp 2000 hingga Rp 3000 dari hasil mengamen tersebut.

R dan W (5) diamankan jajaran Polres Jakarta di kawasan Blok M, Kamis (24/3/2016). Mereka diamankan bersama orang yang diduga merupakan ibu kandung mereka.

Setelah itu, polisi juga mennggelar operasi di sejumlah titik di Jakarta Selatan. Hasilnya, 17 anak dan 8 orang dewasa terjaring dan diamankan ke Mapolres Jaksel.

1 dari 17 anak itu merupakan bayi berusia 6 bulan. Inisialnya I tapi biasa dipanggil B. Bayi yang diketahui diberi obat penenang sejak usai 1 bulan itu kini juga berada di RPSA. Kondisinya lemah dan responnya masih lambat.

Kepala RPSA Neneng Heryani mengatakan, R dan W secara fisik bagian luar keduanya tampak sehat. Namun begitu, pemeriksaan medis tetap akan dilakukan kepada mereka.

"Mereka cuma trauma saja. Juga belum stabil, kadang mereka masih ada bohong-bohongnya, kadang katanya ngamennya sampai pukul 22.00 WIB malam, terus pas ditanya lagi sampai pukul 02.00 WIB dinihari," ucapnya di lokasi yang sama.

"Ini masih proses, kalau udah seminggu, udah kena terapi kita, baru stabil lah," tutupnya. (idh/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads