Diberitakan Livescience, Minggu (27/3/2016), para peneliti selama ini kesulitan untuk bisa menemukan kucing batu. Pergerakannya yang gesit dan lincah di saat gelap (hewan nokturnal yang bergerak mencari makan saat malam), membuat informasi tentang si kucing belum terlalu banyak, terutama soal populasinya. Karena itu, tim peneliti memasang kamera pengintai.
Lewat proses pemantauan yang berlangsung berbulan bulan di pedalaman hutan Kalimantan, akhirnya hewan berkulit seperti macan tutul itu bisa terekam kamera. Para peneliti menemukan hewat tersebut di area hutan 'perawan', hutan yang sudah dieksploitasi manusia dan hutan tinggi di pegunungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
(Baca juga: Ini daftar hewan langka di Indonesia)
Selain untuk perlindungan, para peneliti juga penasaran dengan perilaku kucing batu. Terutama jenis makanannya. Andrew Hearn, kandidat doktoral dari Wildlife Conservation Research Unit di University of Oxford Inggris menyatakan, dalam penelitian itu memperlihatkan kucing batu sedang memburu seekor burung dan primata kecil.
Beberapa informasi soal kucing batu yang diketahui selama ini:
- Panjang tubuh kucing batu berkisar antara 45-62 cm dengan panjang ekor 35-55 cm dan tubuh seberat 2-5 kg.
- Kucing batu pun memiliki ekor yang panjang dan berbulu sangat tebal. Ukuran dan bentuk ekor ini mempunyai fungsi sebagai penjaga keseimbangan ketika kucing batu bergerak di dahan atau ranting pohon. Selain itu, kedua pasang kakinya besar dan kokoh.
- Populasi kucing batu tersebar di kawasan Indomalaya, terbentang dari timur India, Nepal, China sampai Asia Tenggara di Pulau Sumatera dan Kalimantan.
- Di seluruh dunia populasinya diperkirakan sekitar 10.000 ekor. (mad/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini