Menguak Si Langka Kucing Batu di Pedalaman Hutan Kalimantan

Menguak Si Langka Kucing Batu di Pedalaman Hutan Kalimantan

Rachmadin Ismail - detikNews
Minggu, 27 Mar 2016 17:06 WIB
Foto: A.J. Hearn and J. Ross/livescience
Jakarta - Kucing batu atau disebut marbled cat (pardofelis marmorata) sangat dicari oleh para peneliti. Lewat kamera pengintai, hewan langka yang hidup di Pulau Kalimantan dan Sumatera itu akhirnya bisa terekam penampakannya. Begini ceritanya.

Diberitakan Livescience, Minggu (27/3/2016), para peneliti selama ini kesulitan untuk bisa menemukan kucing batu. Pergerakannya yang gesit dan lincah di saat gelap (hewan nokturnal yang bergerak mencari makan saat malam), membuat informasi tentang si kucing belum terlalu banyak, terutama soal populasinya. Karena itu, tim peneliti memasang kamera pengintai.

Lewat proses pemantauan yang berlangsung berbulan bulan di pedalaman hutan Kalimantan, akhirnya hewan berkulit seperti macan tutul itu bisa terekam kamera. Para peneliti menemukan hewat tersebut di area hutan 'perawan', hutan yang sudah dieksploitasi manusia dan hutan tinggi di pegunungan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Data ini cukup penting untuk mengetahui cara perlindungan bagi hewan langka tersebut. Sekadar informasi, kucing batu sudah masuk dalam 'daftar merah' atau terancam punah di International Union for Conservation of Nature's (IUCN). Dalam daftar hewan langka di PP No 7 Tahun 1999, kucing batu masuk dalam daftar dengan nama Kuwuk.

(Baca juga: Ini daftar hewan langka di Indonesia)

Selain untuk perlindungan, para peneliti juga penasaran dengan perilaku kucing batu. Terutama jenis makanannya. Andrew Hearn, kandidat doktoral dari Wildlife Conservation Research Unit di University of Oxford Inggris menyatakan, dalam penelitian itu memperlihatkan kucing batu sedang memburu seekor burung dan primata kecil.

Beberapa informasi soal kucing batu yang diketahui selama ini:

- Panjang tubuh kucing batu berkisar antara 45-62 cm dengan panjang ekor 35-55 cm dan tubuh seberat 2-5 kg.

- Kucing batu pun memiliki ekor yang panjang dan berbulu sangat tebal. Ukuran dan bentuk ekor ini mempunyai fungsi sebagai penjaga keseimbangan ketika kucing batu bergerak di dahan atau ranting pohon. Selain itu, kedua pasang kakinya besar dan kokoh.

- Populasi kucing batu tersebar di kawasan Indomalaya, terbentang dari timur India, Nepal, China sampai Asia Tenggara di Pulau Sumatera dan Kalimantan.

- Di seluruh dunia populasinya diperkirakan sekitar 10.000 ekor. (mad/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads