"Saya kira begini, dulu saya menyeleksi beberapa hakim agung, salah satunya ada kolega saya dari Universitas Muslim Indonesia (UMI), yang mendaftar. Kita lakukan seleksi itu secara objektif. Jadi saya percaya kepada komisioner sekarang yaitu mereka bekerja dengan menjunjung tinggi profesionalitas," kata Ibrahim saat bercakap-cakap dengan detikcom, Minggu (27/3/2016).
Biasa menyeleksi calon hakim agung selama 5 tahun belakangan, menjadi modal bagi Ibrahim untuk ikut bursa hakim agung. Namun hal itu tidak membuat dirinya takabur dan tetap berikhtiar serta berusaha semaksimal mungkin.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Disertasi saya tentang hukum internasional yang terkait dengan lingkungan," ujar Ibrahim.
Dalam disertasinya, ia memaparkan liberalisasi dunia menginginkan kebebasan perdagangan. Namun di sisi lain, perdagangan ini juga berdampak kepada lingkungan karena komoditi perdagangan tersebut cukup menguras sumber daya lingkungan.
"Liberalisasi menginginkan tidak ada hambatan tapi bagaiamana lingkungan tetap terlindungi. Ini perlu ada satu konsep untuk saling menyeimbangkan," papar pria berusia 53 tahun itu.
![]() |
"Semua Allah yang menakdirkan," pungkas Ibrahim. (asp/fdn)