"Dari hasil autopsi sementara korban meninggal akibat tersedak makanan atau gangguan pernafasan. Jadi tubuh korban itu diguncang-guncang pelaku hingga makanan yang sudah dikonsumsinya naik dan korban tersedak sampai tidak bisa bernafas," jelas Kapolres Bogor Kota AKBP Andi Herindra kepada detikcom, Minggu (27/3/2016).
Adapun motif pembunuhan tersebut karena pelaku kesal terhadap korban yang rewel dan sering menangis di rumah pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peristiwa itu terjadi pada tanggal 19 Maret lalu. Korban saat itu dibawa ibunya ke rumah majikannya. Karena ibunya sibuk, korban kemudian diajak jalan-jalan oleh pelaku ke taman di dekat rumahnya.
Karena korban terus menangis, pelaku kemudian mengguncang-guncang tubuh kecil korban supaya diam sampai pingsan. Pelaku juga menepuk-nepuk kening korban beberapa kali dengan telapak tangannya.
Baca juga: Balita Anak Pembantu di Bogor Dibunuh oleh Majikannya
Pelaku sempat dibawa ke rumah sakit. Namun sayang korban tidak terselamatkan. Korban kemudian dikubur.
Keluarga korban yang curiga melihat memar-memar di tubuh korban kemudian melaporkannya ke polisi pada tanggal 20 Maret, setelah korban dikubur. Dari hasil penyelidikan, diketahui korban tewas karena diperlakukan kasar oleh pelaku.
Pelaku kemudian diamankan pada Jumat (25/3). Sementara polisi membongkar kuburan korban di Cilendek Timur, Bogor Barat, Kota Bogor pada Sabtu (26/3), guna keperluan autopsi.
Terhadap pelaku, polisi menjeratnya dengan Pasal 80 UU RI No 24 Tahun 2002 tentang perlindungan anak. (mei/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini