"Yang bersangkutan ditangkap tanpa ada perlawanan ketika makam di rumah salah satu warga yang kemudian memberikan informasi kepada kami. Dia makan lahap sampai 6 piring saking kelaparan," jelas Kabid Humas Polda Sulteng AKBP Hari Suprapto kepada detikcom, Kamis (24/3/2016).
Beother diketahui bergabung dengan kelompok Santoso pada September 2015 lalu. Hingga pada Minggu (20/3) sekitar pukul 16.00 WITA, tersangka bersama rombongannya tiba di hutan di dekat perkebunan warga yang terletak di Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sampai kemudian, pada Senin (21/3) sekitar pukul 02.00 WITA, tersangka melarikan diri dari kelompoknya yang tengah tertidur lelap. Tersangka melarikan diri turun ke perkampungan untuk mencari makanan karena kelaparan.
Pada sekitar pukul 07.30 WITA, tersangka bertemu dengan warga yang baru datang di kebun. Sambil mengancam warga dengan senjata api, tersangka minta makan kepada warga tersebut dan meminta agar tidak melaporkannya kepada petugas.
"Kemudian warga tersebut memberikan makan dan memberitahukan kepada warga lain yang kebetulan berada di sekitar kebunnya untuk segera kembali ke kampung untuk melapor kepada aparat Keamanan. Warga melapor karena mereka sudah kami imbau juga," lanjutnya.
Tidak lama berselang, tim Satgas Tinombala pun menyergapnya. Tersangka pun menyerahkan diri tanpa ada perlawanan.
"Tersangka mengaku sudah tidak kuat ikut dengan kelompok Santoso karena sudah tidak jelas tujuannya dan jihadnya tidak sesuai dengan ajaran Islam," pungkasnya. (mei/dra)











































