Kepala Satgas Operasi Tinombala Leo Bona Lubis mengatakan, pemberian nama itu merujuk pada nama gunung tertinggi yang ada di Sulawesi Tengah.
"Karena salah satu gunung yang tertinggi di Sulawesi Tengah ini kan Gunung Tinombala. Seperti di Jawa Timur yang tertinggi itu Gunung Semeru, sesuai namanya, kita berharap ini menjadi kokoh, kuat," kata Leo saat dihubungi detikcom, Kamis (24/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() Kelompok Santoso/istimewa/detikcom |
Aparat gabungan itu mampu mendesak dan menggiring Kelompok Santoso hingga keluar dari wilayah awal mereka. Sebanyak 2000 personel dari unsur Polri dan TNI dikerahkan dalam Satgas Operasi Tinombala.
"Nggak ada perubahan, nggak ada penambahan (personel), masih jumlah awal,"
Dalam upaya penangkapan jaringan teroris kelompok Santoso ini, posisi Santoso semakin terjepit. Tapi medan pegunungan yang sulit menjadi kendala.
"Dari mulai awal Februari mereka sudah terjepit, cuma memang situasi medan, itu yang kita belum bisa, mudah-mudahan dalam waktu dekat," kata Leo saat dihubungi detikcom, Rabu (16/3/2016) lalu.
Bona mengatakan, jumlah pasti anggota kelompok Santoso yang tersisa memamg belum dapat dipastikan. Namun jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 32 orang.
"Kita tidak bisa memastikan, tapi perkiraan itu di antara 25 sampai 32 orang tinggal," ujarnya.
Jumlah kelompok Santoso terus berkurang. Salah satu anggota Santoso, MAQ alias S alias Brother ditangkap saat turun gunung karena kelaparan, Senin (21/3) sekitar pukul 08.30 WITA di Desa Wuasa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Pria berusia 19 tahun itu sempat meminta makan kepada warga setempat.
Kemudian, dua anggota Santoso juga tewas dalam baku tembak dengan aparat pada Selasa (22/3/2016) sekitar pukul 10.00 WITA.
(idh/erd)












































