Dan ternyata tak sedikit juga gerakan-gerakan tersebut intoleransi serta menggunakan kekerasan. Maka dari itu menurut Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Ali Munhanif, negara harus turun tangan menyelesaikannya agar negara semakin kuat.
"Intoleransi yang merupakan suatu kata tepat yang menggambarkan sifat seseorang dan melihat banyaknya peristiwa saat ini tak berlebihan bila kita mewanti-wanti kalau masalah ini tak diselesaikan dengan baik maka negara akan lemah," kata Dosen FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dr Ali Munhanif dalam acara Seminar Peradaban 'Negara dan Intoleransi' yang diselenggarakan oleh Institut Peradaban bekerja sama dengan Yayasan Wakaf Paramadina dan Pusat Studi Kelirumologi di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (24/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mencontohkan seperti misalnya soal Ahmadiyah. Anti Ahmadiyah muncul di beberapa daerah seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
"Kemudian muncul larangan untuk Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar di Kalimantan. Lalu larangan pemutaran Film Tan Malaka di Bandung, itu intoleran. Jika terus menerus berlangsung, negara akan menjadi lemah," ucap Ali.
Negara tambah Ali harus mempunyai suatu strategi dalam mengatasi gerakan-gerakan ini. "Tapi jangan sampai melanggar HAM," tutupnya.
(yds/dra)