"Dalang, penari, wiyogo (penabuh gamelan), sama Pegawai Negeri Sipil (PNS)," jawab Rizky dengan mantap.
Saat detikcom berkunjung ke rumahnya di Janturan UH IV/493 F, RT 18, RW 04, Warungboto, Umbulharjo, Yogyakarta, beberapa waktu lalu, Rizky baru saja pulang dari sekolah di SDN Glagah. Siswa kelas 1 SD ini setiap hari berjalan kaki ke sekolah yang berjarak sekitar 1 kilometer dari rumahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi ketika kakek yang dipanggilnya bapak pulang dari 'berdinas' di Keraton. Rizky tak pernah jauh dari Suyatman alias Ki Riyo Cermowicoro (62) atau akrab disapa mbah Suyat.
Saat obrolan sampai pada cita-citanya Rizky, Suyat juga antusias bercerita dengan bangga. Dia mendukung penuh keinginan Rizky.
![]() |
Bahkan saat ini Suyat sudah melatih Rizky menghafal Suluk atau syair yang dilagukan para dalang. Keduanya sempat melantunkan Suluk Pathet Nem. Sesekali Rizky lupa, lalu Suyat melengkapi liriknya.
"Jadinya nanti kalau sudah masuk ke Habirandha (sekolah dalang Keraton Yogyakarta), nggak (dimulai) dari kosong melompong," kata Suyat sambil tersenyum.
Tak hanya itu, Rizky kini juga baru saja memulai kelas menari di Puro Pakualaman. Dia mengaku ingin bisa menari setelah melihat para penari Keraton.
"(Karena) Pernah lihat penari di Bangsal Kencana," kata Rizky malu-malu.
Rizky mulai ikut kegiatan Keraton Yogya di usia 15 bulan saat baru belajar berjalan. Bukan diajak oleh Suyat, tapi memang sengaja ikut. Pengabdian itu dilakukan hingga dia masuk sekolah. Hanya saja, tidak tiap hari dia berada di Keraton. Namanya juga bocah. (sip/trw)