"NASA itu punya persyaratan ketat, harus gini harus gitu. Untuk kantong air aja tidak boleh ada gelembung udara, itu rumit. Standar alat dan bahan juga demikan," ujar Elin Bawakes, guru pembimbing penelitian dari SMA Unggul Del saat dihubungi detikcom, Rabu, (23/3/2016).
Eksperimen yang dibawa ke luar angkasa ini merupakan gagasan dari sebuah sekolah menengah atas di kawasan Sumatera Utara yaitu SMA Unggul Del di Laguboti, Sumatera Utara. Mereka memproyeksikan untuk mempelajari pertumbuhan ragi (yeast) di luar angkasa dalam kondisi near-zero gravity. Eksperimen ini merupakan kerjasama dengan Valley High School(VHS) yang berada di California Amerika Serikat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Riset luar angkasa ini yang paling bergengsi di dunia menurut saya. Pertama kita bicara riset oleh anak muda, terus ini juga di luar angkasa. Kita bisa lho, negara kita tidak punya ISS sama sekali, kalah sama China. Banyak sekali peneliti dan profesor tua sulit untuk meneliti di luar angkasa," sambung Elin.
Elin berharap dengan keberhasilan generasi muda ini bisa menjadi pemicu semakin berkembangnya dunia sains dan teknologi di Indonesia. Ia tak lupa berharap support pemerintah juga sepenuhnya menunjang cita-cita
"Sungguh membanggakan bahwa penelitian ilmiah yang dilakukan di luar angkasa yang pertama kali dari Indonesia justru dilakukan oleh para peneliti belia yang masih duduk di bangku SMA. Kita berharap ini merupakan awal kebangkitan sains dan teknologi di Indonesia," tutup dia. (imk/imk)











































