"Ya kelompok itu kan sudah kita ketahui, kemudian kami lakukan pengepungan makanya terjadi kontak tembak. Karena saat itu disampaikan polisi sudah tahu posisinya," kata Badrodin kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Rabu (23/3/2016).
"Dari kontak tembak tersebut kan ada yang lolos, apakah termasuk Santoso atau hanya pengikutnya (yang lolos), menunggu perkembangan. Masih kita lakukan pengejaran," sambung dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya kan masuknya secara ilegal, kalau secara ilegal ya sulit. Oleh karena itu sebetulnya yang harus dilakukan, banyak di beberapa tempat dilakukan sweeping-sweeping, rahasia yang secara selektif itu bisa dilakukan," ungkapnya.
Sweeping ini, menurut Badrodin, perlu dilakukan menyusul ditangkapnya WNA asing yang diduga teroris.
Sementara itu, maraknya serangan terorisme juga membuat Kapolri mengimbau kepolisian untuk meningkatkan tingkat kewaspadaan. Terlebih, usai adanya serangan terorisme di Brussels.
"Kan tadi sudah saya sampaikan, kita tingkatkan kesiagaan kita dan kewaspadaan kita. Kedua kita juga meningkatkan upaya pengamanan secara preventif," tutur Kapolri. (imk/imk)











































