Perbaikan Mak Itam terpaksa harus menggunakan suku cadang buatan. Sebab, onderdil pabrikan sulit didapatkan. Demikian disampaikan kepala mekanik perbaikan lokomotif uap Mak Itam, Sardini, Rabu (23/3/2016).
![]() |
"Sebagian besar onderdil Mak Itam harus diganti. Banyak suku cadang dan onderdil yang harus kami buat sendiri, sebab tidak tersedia lagi di pasaran," ujar Sardini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Wali Kota Sawahlunto, Ali Yusuf, mengecek perbaikan di depo PT KAI, kawasan Kampung Teleng Sawahlunto, pada Senin (21/3) lalu. Dia berharap perbaikan tidak tertunda lagi, sehingga lokomotif tua itu bisa dipakai lagi setelah 4 tahun 'sakit'.
"Bayangkan saja, dengan kondisi tidak beroperasi, lokomotif uap pengangkut batubara ini masih tetap dicari wisatawan. Apalagi, jika lokomotif ini bisa kembali beroperasi. Rute-rutenya bisa dijadikan paket wisata," kata bapak 3 anak kelahiran 11 Mei 1970 ini.
![]() |
Beroperasinya lagi Mak Itam diharapkan bisa mendongkrak jumlah turis. Ali Yusuf menjelaskan, target turis tahun 2015 tidak tercapai. Harusnya 800 ribu, hanya tercapai 780 ribu.
Mak Itam merupakan lokomotif buatan Hartamann Chemnitz asal Jerman dan dibawa dari Museum Ambarawa, Kabupaten Semarang ke Sawahlunto pada tahun 2008. LokomotifΒ bernomor E 1060 ini berada di puncak kejayaan pada abad ke-19. Saat itu, Sawahlunto merupakan pusat tambang. Tak heran, kini kota kecil di Sumbar ini bertagline 'Kota Wisata Tambang yang Berbudaya'.
(yds/trw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini