Sampah-sampah di situ Buleud berasal dari saluran air. Juga berasal dari warga yang memanfaatkan Situ Buleud sebagai tempat memancing ikan.
![]() |
Sejak Situ Buleud menjadi kotor dan tak terawat masyarakat mulai meninggalkannya. Tak menarik bagi turis. Namun belakangan Situ Buleud dipugar oleh Pemkab Purwakarta. Di sekelilingnya diberi pagar agar tak sembarang orang bisa masuk. Bahkan sejak tahun 2013 pemerintah mulai melakukan pembenahan agar kembali bisa dinikmati sebagai destinasi wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini selain bisa menikmati pertunjukan air mancur secara gratis setiap Sabtu malam, masyarakat juga memiliki alternatif hiburan lain di tempat yang sama pada pagi hingga siang hari di situ yang memiliki luas hampir empat hektare tersebut.
![]() |
Masyarakat bisa menikmati rindangnya pohon dan sejuknya angin sambil memberi makan berbagai macam ikan seperti ikan mas, ikan braskap, dan ikan predator penghuni Sungai Citarum yang dikenal dengan nama ikan belida. Ketiga ikan tersebut ditanam secara bertahap sejak pembangunan berlangsung, terakhir pada Januari lalu sekira 5 ton ikan kembali di tanam di tempat tersebut.
Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, menceritakan dulu situ yang dikenal sebagai tempat kubangan badak bercula satu pada jaman dahulu itu sempat dipenuhi sampah dan juga teraliri limbah.
![]() |
"Air Situ Buleud dulunya buangan limbah dan aliran sungai yang kotor dari sawah, dan sampah. Sekarang kita kelola itu menjadi bersih menggunakan water treatment plant," jelas Dedi, Rabu (23/3/2016).
Dengan pengelolaan seperti itu air yang masuk ke dalam Situ Buleud lebih jernih dari sebelumnya sehingga tak mengganggu sistem dari air mancur. Selain itu keberadaan ikan pun selain memperindah juga berfungsi sebagai pembersih lumut alami yang menempel di Situ Buleud.
![]() |