Sekitar 150 hingga 200 orang yang menamakan diri Aliansi Pendamping Dana Desa terus melancarkan aksi demonstrasi di depan Istana. Mereka meminta agar rekrutmen pendamping dana desa tidak dipolitisasi.
"Jangan sampai rekrutmen pendamping desa itu dipolitisasi. Kebijakan jangan main-main," teriak orator membakar semangat pendemo di depan Istana, Rabu (23/3/2016).
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tuntutannya jangan ada politisasi dalam rekrutmen. Jangan ada politisasi dalam revisi UU Desa. Ada persoalan dengan pendampingan. Sebagai schedule 2016, kalau dalam rekrutmen ada proses, praktik rekrutmen sebagaimana yang tidak sesuai dengan persyaratan itu," ucap koordinator aksi, Uun Huntamiharja, di lokasi.
![]() |
Tampak sekitar 10 orang perwakilan pendemo dipersilakan masuk ke dalam Istana. Mereka menyebut akan menemui Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Para pendemo itu mengkritik Kementerian Desa, Percepatan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDT) yang dianggap tidak transparan dalam melakukan rekrutmen petugas pendamping dana desa. Ada dugaan politisasi yang dilakukan dalam seleksi pendamping dana desa.
![]() |
Namun Mendes PDT Marwan Jafar telah membantah adanya politisasi dalam seleksi pendamping dana desa itu. Sempat beredar isu bahwa muncul surat pernyataan calon peserta rektutmen pendamping dana desa harus menjadi kader PKB, partai asal Marwan. (dhn/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini