Kesan Irjen Tito Selama Menjabat Sebagai Kapolda Metro Jaya

Kesan Irjen Tito Selama Menjabat Sebagai Kapolda Metro Jaya

Mei Amelia R - detikNews
Senin, 21 Mar 2016 22:51 WIB
Tito Karnavian/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Posisi Kapolda Metro Jaya memang merupakan jabatan bergengsi bagi perwira tinggi Polri. Keberhasilan atau kegagalan memimpin Polda Metro Jaya akan sangat menentukan karir perwira tinggi tersebut ke depan.

Dinamika di wilayah Jakarta dan sekitarnya yang cukup tinggi menjadi satu tantangan tersendiri bagi pemimpin tertinggi di Polda Metro Jaya. Hal ini pula yang dirasakan oleh Irjen (Pol) Tito Karnavian.

"Hampir 10 bulan, lebih kurang 9 bulan 11 hari, lebih sedikit kalau ibu mengandung. Waktu yang cukup pendek, tapi jujur dag dig dug-nya, kata orang Medan 'ngeri-ngeri sedap'. Banyak sekali dinamikanya di sini, ada masalah baru di Jakarta setiap hari," jelas Tito dalam sambutan acara pisah-sambut Kapolda Metro Jaya di BPMJ Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (20/3/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia juga sempat bercerita kepada penggantinya, Irjen Moechgiyarto, mengenai kesannya selama menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Saya bilang ke Pak Moechgiyarto, rasanya ada beban 1 ton di pundak saya lepas, karena salah sedikit bisa tergelincir dengan cepat juga," seloroh Tito yang didampingi istrinya.

Tito Karnavian dan istri (Foto: Mei Amelia/detikcom)


Namun segala persoalan menyangkut keamanan dan gangguan kamtibmas yang ada di Ibu Kota dapat diselesaikan oleh Tito selama 9 bulan 11 hari menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

"Ini saya bersyukur betul dan itu bukan karena saya sendiri, ini adalah team work," ucap Tito.

Permasalahan kriminalitas yang ada di Jakarta dan sekitarnya, mampu diatasi oleh Tito dan jajarannya. Di bawah kepemimpinan mantan Kapolda Papua ini,Β  pelaku perampokan, pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dan pembunuhan serta kriminalitas lainnya, ditindak dengan tegas.

"Kalau kasus kriminal, saya dari letnan sering menghadapi itu, pembunuhan, perampokan, demo hampir setiap hari, kasus yang rawan sedikit entah menyangkut artis itu pasti ada. Itu mewarnai tugas-tugas kepolisian di Jakarta," tambahnya.

Namun, Tito mengakui ada permasalahan perkotaan yang tidak bisa dihadapi sendiri di Jakarta seperti menangani masalah macet dan banjir. Tito mengaku sempat stres karena dua persoalan pelik tersebut.

"Yang buat frustasi itu kalau ada masalah banjir, macet, saya jujur agak sedikit stres. Karena saya tidak bisa selesaikan sendiri, pasti melibatkan banyak instansi, 'Pak gubernur gimana ini', karena ini melibatkan banyak bukan hanya Jakarta tapi juga ada kota penyangga," ujar lulusan terbaik Akpol 1987 itu.

Tito mengakui, dibanding dengan Polda Papua yang pernah ia pimpin, tantangan di Polda Metro Jaya lebih keras. "Permasalahan berbeda, dinamikanya beda dan tantangannya juga berbeda. Jakarta khas sekali denyut jantungnya lebih keras sekali banding dengan di Papua," tutupnya.

(mei/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads