"Ini kan musim hujan rentan sekali terjadi di sini beberapa bulan lalu dan sudah kirim surat edaran ke seluruh indonesia supaya ada antisipasi yang lebih tinggi dan sosialisasikan kapada masyarakat supaya kita berperilaku bersih," ujar Dirjen Peternakan, Muladno di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Senin (21/3/2016).
Pada kasus di Cilandak, pemerintah menerima laporan masuk pada tanggal 17 maret 2016, selang dua hari setelah ayam-ayam mati mendadak. Tim reaksi yang turun ke lapangan segera melakukan pemusnahan unggas tang telah teridentifikasi terkena flu burung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muladno mengatakan pada musim penghujan, virus flu burung semakin cepat berkembang, sehingga perlu antisipasi tinggi untuk berperilaku bersih. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pola hidup bersih dapat mencegah penyebaran flu burung,
Antisipasi penyebaran flu burung juga dilakukan di wilayah tradisonal, tetapi tidak termasuk ayam-ayam industri karena pemerintah telah menerbitkan sertifikasi. "Sehingga kalau udah ada sertifikat itu sudah aman. Itu yang harus dijaga," kata Muladno.
Pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006 tentang Kornisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pendemi Influenza. Muladno berharap, pemerintah, masyarakat dan pedagang ayam dapat bersama-sama menjaga akar tidak ada yang terkenal flu burung.
"Kita juga sudah negosiasi dengan pedagang live bird. Kan kalau sampai nyebar ke manusia yang rugi pedagang juga," ujarnya.
Warga yang menemukan adanya hewan unggas yang mati secara mendadak diminta segera melaporkannya ke pihak terdekat.
(tfq/trw)











































