Saat menggelar jumpa pers di rumah dinasnya, Komplek Widya Chanda V, Jakarta, Minggu (20/3/2016), Susi mengatakan peristiwa tersebut terjadi tepat di wilayah perbatasan. Meski begitu badan kapal telah masuk ke Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.
"Sebuah tindakan yang sangat berani, kita apresiasi, wonderful brave, keberanian yang luar biasa. Mereka orang sipil luar biasa, negara wajib memberi penghargaan," kata Susi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian berawal saat KM Kway Fey 10078 pada Sabtu (19/3) sekitar pukul 14.15 WIB terlihat berada di wilayah perairan nusantara. KP Hiu 11 yang di dalamnya ada tiga penyidik KKP kemudian melakukan pengejaran.
"Namun kapal tidak mau berhenti. Pihak Kapal pengawas lalu memberikan tembakan peringatan, namun kapal tersebut tetap berusaha melarikan diri dengan zig zag, sehingga KP Hiu 11 mendekat dan tidak bisa menghindari tabrakan," jelas Susi.
"Tiga orang personel KP Hiu 11 melompat ke kapal tangkapan dan berhasil melumpuhkan. Delapan ABK Kapal tangkapan di pindahkan ke KP Hiu 11," lanjutnya.
Akan tetapi, saat 3 penyidik KKP yang berada di atas KM Kway Fey 10078 akan membawa kapal tangkapan itu, tiba-tiba ada Coastguard China mendekat dan menabrak kapal tangkapan. Kapal tangkapan berhenti.
"Kejadiannya di batas masuk tapi sudah di ZEE, mau melewati batas masuk ditabrak, supaya tidak bisa ditarik," jelas Susi.
Untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan, tiga penyidik tersebut kemudian pindah kembali ke KP Hiu 11 dan meninggalkan kapal tangkapan.
"Seluruh awak Kapal Pengawas (KP) selamat, dengan 8 ABK China masih dibawa oleh KP Hiu 11 diarahkan ke pulau Tiga Natuna untuk proses lebih lanjut," terang Susi.
(rna/dhn)