Penghargaan yang diperoleh Kota Semarang kala itu berada dalam kategori National Earth Hour Capital 2014. Ada dua kota di Indonesia yang diikutkan dalam kompetisi itu, yaitu Kota Semarang dan Bogor.
Akhirnya Kota Semarang mendapatkan penghargaan dalam kategori tersebut. Kota Semarang dinilai sudah berupaya penuh mengurangi emisi gas CO2 dan aktif dalam program pemerintah di bidang lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Earth Hour kali ini, di Kota Semarang tidak ada lagi selebrasi. Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi meyakini warganya sudah banyak yang peduli dan berpartisipasi dalam kampanye Earth Hour.
"Kota Semarang meraih penghargaan Internasional Earth Hour City Challenge kategori National Earth Hour Capital 2014 di Vauncouver, Kanada. Karena itu sudah seharusnya Kota Semarang terus ikut berpartisipasi dalam menyambut Earth Hour," kata Wali Kota yang akrab disapa Hendi itu di rumahnya, Jalan Lempongsari, Sabtu (19/3/2016) malam.
Ia pun malam ini cukup mengingatkan dan mengajak warga Kota Semarang lewat media sosial contohnya Instagram untuk mematikan lampu pukul 20.30 sampai 21.30 dengan hastag #AksiBukanSelebrasi dan #SMGEarthHour2016. Untuk memberikan contoh perilaku ke masyarakat, ia memulai dengan mematikan seluruh lampu di rumahnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mematikan lampu di rumahnya (Angling/detikcom) |
Hendi dan istri pun berduaan dalam gelap dengan sinar-sinar lilin. Setelah itu ia beranjak berkeliling Kota dan melihat partisipasi dalam Earth Hour. Ada beberapa ruas jalan yang dimatikan lampu penerangannya yaitu Jalan Pahlawan, Simpang Lima, Pandanaran, Jalan Pemuda, dan Tugu Muda.
"Kepada warga Kota Semarang dihimbau ikut dalam aksi sekecil apapun," tandasnya. (alg/hri)












































Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mematikan lampu di rumahnya (Angling/detikcom)