Djarot: Jalur Independen Cagub itu Mirip Liberalisme-Individualisme

Djarot: Jalur Independen Cagub itu Mirip Liberalisme-Individualisme

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 18 Mar 2016 18:56 WIB
Djarot Saiful Hidayat (Foto: Rengga Sancaya-detikcom)
Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyoroti jalur independen calon gubernur DKI yang ditempuh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Djarot menilai, jalur independen itu bermuatan nilai liberalisme-individualisme.

"Independen itu kalau kita tarik ke atas itu kan hampir mirip dengan nilai-nilai liberalisme konstitusional. Ada nilai liberalisme-individualisme yang dikonstitusionalkan," kata Djarot di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (18/3/2016).

Djarot menjelaskan, liberalisme-individualisme mengedepankan penghormatan negara atas hak-hak politik warganya. Dan jalur independen alias jalur perseorangan dalam Pilkada di negeri ini adalah jalur yang absah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perseorangan ya sah saja secara konstitusional," kata Djarot.

Namun Ketua DPP Bidang Organisasi dan Keanggotaan PDIP ini menekankan bahwa yang lebih penting dari semua itu justru adalah penguatan partai politik.

Djarot mencoba memaknai terminologi 'deparpolisasi' yang marak kembali usai Sekretaris PDIP DKI Prasetio Edi Marsudi mengungkapkan ke publik.

Dalam arti longgar kekinian, deparpolisasi kadung dimaknai sebagai penghancuran fungsi partai politik dalam berdemokrasi, konteksnya adalah moncernya calon dari jalur independen. Namun Djarot lebih memaknai deparpolisasi sebagai pengurangan jumlah partai politik.

"Makna deparpolisasi apa? Pengurangan partai politik. Contoh reformasi,1999, partai tumbuh seperti jamur kalau enggak salah 48 partai. Kemudian terjadi deparpolisasi, tahun 2004 tinggal berapa, 28 atau 30 partai," tutur Djarot.

Intinya, dari pemilu ke pemilu, Indonesia mengalami deparpolisasi. Atmosfer deparpolisasi dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan publik terhadap parpol.

"Idealnya parpol di Indonesia berapa? Itukan debatabel. Kalau menurut saya jangan lebih dari 10 partai. Di Amerika Serikat berapa? Cuma dua," kata Djarot.

Untuk konteks Indonesia, Djarot memandang demokrasi kegotong-royongan harus dijunjung tinggi. Kolektivitas tentu berbeda dengan individualisme.

"Tetapi jangan ketika kita ingin meraih kekuasaan kemudian mengabaikan prinsip-prinsip dasar dalam kehidupan berpolitik," kata Djarot.

Dalam hal Pilgub DKI 2017, PDIP belum memutuskan siapa yang bakal diusung menjadi cagub. Namun Djarot menyatakan sejumlah nama potensial, termasuk Ahok, tokoh yang kini mantap di jalur independen.

"Pak Ahok juga kuat di PDIP. Pak Ahok juga masuk penjaringan. Pak Boy Sadikin (PDIP DKI) juga bagus, Pak Prasetio Edi Marsudi (PDIP DKI/ Ketua DPRD DKI) juga kader. Banyak kita," ujar Djarot. (dnu/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads