Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) membuat simulasi bagaimana dampak laser hijau di landasan bandara. Ada tiga simulasi yang dicoba, yakni laser dari jarak 1.100 meter, 370 meter dan 110 meter. Terlihat dengan jelas, dampak sinar tersebut terhadap pandangan pilot.
Semakin dekat sinar tersebut ditembakkan, maka semakin mengganggu pilot. Bahkan untuk yang berjarak 110 meter, landasan nyaris tertutupi. Kondisi ini terang saja membahayakan.
Public Domain, https://en.wikipedia.org/w/index.php?curid=6930846
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau masuk ke area penerbangan, itu bisa mengganggu. Kalau sampai kena ke pilot, apalagi saat aktivitas penerbangan di malam hari, itu bisa sangat menggangu dan berbahaya," ujar Suharto saat berbincang dengan detikcom, Kamis (17/3/2016) malam.
Terlebih, lanjut Suharto, jika penembak laser itu sampai mendekati atau memasuki area bandara, maka sinarnya semakin terang dan tajam menyinari bagian pesawat.
"Bandara itu harus steril, terutama dari hal-hal seperti itu (laser), atau yang mengganggu di dalam pendaratan dan lepas landas. Jadi sinar laser itu peruntukannya itu tidak pada tempatnya. Sehingga ini bisa mengganggu konsentrasi pilot khususnya di dalam melakukan pendaratan ataupun manuver penerbangan lainnya. Itu harus di atur," ujar pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Forum Transportasi Udara ini.
Untuk itu, lanjut Suharto, penembak laser ke badan pesawat harus ditindak tegas. "Aturannya jelas. Bahkan di dalam jarak sekian frekuensi radio atau gelombang yang masuk dalam frekuensi penerbangan itu tidak boleh, karena bisa mengganggu. Jadi itu hal-hal yang dapat mengganggu penerbangan. Jadi harus ada upaya pencegahan, harus ada upaya penindakan tegas," katanya.
![]() |