Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mewaspadai sejumlah wilayah yang rawan bencana banjir dan longsor. BPBD DIY memetakan sebanyak 16 kecamatan di DIY rawan terjadi longsor. Dan sebanyak 15 kecamatan rawan bencana banjir.
Manajer Pusdalops BPBD DIY Danang Samsurizal mengatakan wilayah yang paling banyak rawan lonsor berada di kabupaten Kulonprogo dan Gunungkidul dengan kondisi wilayah berbukit. Sementara untuk banjir banyak terdapat di kabupaten Bantul, Kulonprogo dan kota Yogya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecamatan rawan longsor di kabupaten Bantul terdapat di kecamatan Dlingo, Imogiri, Pleret dan Piyungan. Di Kulonprogo terdapat di kecamatan Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, dan Kalibawang. Kabupaten Gunungkidul terdapat di kecamatan Patuk, Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Semin dan Ponjong. Di Sleman terdapat di kecamatan Prambanan.
Kecamatan yang rawan banjir untuk kabupaten Bantul berada di kecamatan Pandak, Srandakan, Sanden, Kretek, Sewon, Jetis dan Imogiri. Di Kulonprogo di kecamatan Temon, Galur, Lendah, Wates dan Panjatan. Di kota Yogya terdapat di kecamatan Danurejan, Tegalrejo dan Gedongtengen.
"Bantul, Kulonprogo banjir seringkali merendam sawah, kolam ikan. Untuk di kota pemukiman disekitar sungai terutama jika terjadi hujan deras di atas (lereng Merapi),"katanya.
BPBD DIY memiliki anggaran Rp 1,5 M untuk penanganan bencana pada tahun ini. Jika belum cukup masih bisa diambilkan dari dana tak terduga yang ada di Provinsi. Untuk sementara, dana BPBD tersebut telah terpakai sebesar 20 persen. (dhn/dhn)