Polisi: Pedagang Es Teh di Monas Pakai Air Buangan Untuk Cuci Gelas

Polisi: Pedagang Es Teh di Monas Pakai Air Buangan Untuk Cuci Gelas

Aditya Mardiastuti - detikNews
Minggu, 13 Mar 2016 15:53 WIB
Foto: Dokumentasi Satgas Satpol PP DKI Kecamatan Gambir
Jakarta - Polisi sudah menyimpulkan, air buangan di kawasan Monas digunakan pedagang es teh bukan untuk campuran minuman. Air tersebut sering digunakan untuk mencuci gelas berulang-ulang.

"Jadi indikasinya bukan airnya tapi gelasnya ini. Gelasnya yang seharusnya sekali pakai, dia enggak. Kalau dia melihatnya kok masih bagus dia cuci. Dia tuangin airnya aja," kata Kapolsek Gambir, AKBP Bambang Yudhantara Salamun, saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (13/3/2016).

Bambang mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelusuran dengan cara memeriksa 10 saksi, mendatangi lokasi dan meneliti bahan-bahan yang digunakan. Hasilnya, tidak ditemukan unsur pidana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi kita sudah selidiki, sudah reka ulang ke TKP, kita sudah interogasi saksi-saksi semuanya indikasi menggunakan air comberan itu enggak," jawab Bambang.

dok. Satpol PP


Pasangan suami istriΒ yang sempat diamankan pun sudah dilepaskan. Keduanya dibebaskan pada hari Kamis (10/3), sehari setelah penangkapan. Polisi hanya memastikan bahwa lokasi yang diduga produksi es teh adalah tempat peracikan air dan teh. Air yang digunakan air matang, namun memang gelas yang dipakai dicuci berulang-ulang.

"Kalau yang di foto pada saat satpol PP mengangkat gelas di sebelah kirinya ada jerigen. Posisi dia di situ memindahkan air itu dari jerigen ke gelas. Yang di jerigen itu sudah jadi teh, indikasi yang kita dapat air matang. Karena pedagang ini beli sama orang yang jual makanan. Jadi dia datang ke tempat makan, itu sudah kita periksa, sudah kita interogasi," paparnya.


dok. Satpol PP


Polisi sempat menangkapΒ beberapa pedagang yang menggunakan modus sama. Hasilnya, mereka melakukan dengan cara yang sama. Membeli air matang di pedagang makanan, lalu mencampurkannya dengan teh di lokasi tersebut. "Penjual es batunya sudah kita interogasi juga. Ibaratnya mereka membeli air matang cuma diraciknya aja di situ. Jadi mungkin dia cari tempat tersembunyi yang nggak kelihatan orang," imbuhnya.

Penindakan PKL oleh Satgas Satpol PP Gambir Jakarta Pusat ini dilakukan pada Rabu (9/3/2016) lalu. Selama ini, banyak PKL yang berjualan es teh pakai nampan di trotoar luar pagar Monas, di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat, dan Jalan Medan Merdeka Utara. Padahal jualan di Monas sudah jelas-jelas dilarang.

Petugas Satpol PP kemudian mencurigai sebuah tempat berkumpul para pedagang yakni di Taman Chairil Anwar dekat es krim Ragussa. Tepatnya di bawah kolong rel kereta. Di sana, tim Satpol PP menemukan 'area produksi' es teh yang dijual.

dok. Satpol PP


Saat didatangi, ada beberapa pedagang yang sedang memproduksi es teh menadah air dari saluran pembuangan. Di situ juga terdapat gelas-gelas plastik yang dicuci. Meski begitu, para penjual membantah menggunakan air untuk campuran. Anehnya, saat diminta meminum air tersebut, para pedagang tadi menolak. Para warga sekitar pun tak mau. (mad/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads