Berdasarkan keterangan cucu ke-7 J.S. Badudu, Ananda Badudu, kakeknya lahir di Gorontalo pada 19 Maret 1926. Sepanjang usia ia mengabdikan diri untuk Bahasa Indonesia melalui kegiatan belajar-mengajar dan tulis-menulis.
Da telah menjadi guru sejak usia 15 tahun dan mengakhiri pengabdiannya di bidang pendidikan pada usia 80 tahun, itu pun karena kondisi fisik yang terus menurun seiring bertambahnya usia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai pakar bahasa Indonesia, JS Badudu menerbitkan banyak buku juga kamus yang menjadi pegangan di kalangan akademisi Indonesia. Beberapa karya besar di antaranya Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994), revisi kamus Sutan Muhammad Zain, Kamus Kata-kata Serapan Asing, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar (1993), dan lain-lain.
Sejauh catatan pribadi beliau, dia telah 8 tahun menjadi guru SD, 4 tahun guru SMP, 10 tahun guru SMA, dan 42 tahun menjadi dosen di Unpad dan UPI Bandung. Ia menginjak usia pensiun pada 1991, namun setelah itu masih aktif mengajar dan menulis sampai awal 2000.
Ananda menyebut, dua hari sebelum wafat, JS Badudu dirawat inap di RS Hasan Sadikin karena serangan stroke. Sekitar sepuluh tahun belakangan, ia sudah beberapa kali diserang stroke ringan maupun berat yang mengakibatkan kondisi fisiknya semakin lama semakin menurun.
Jenazahnya akan disemayamkan di tempat tinggalnya sehari-hari, yakni di Bukit Dago Selatan nomor 27, Bandung. Setelah disalatkan, rencananya jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cikutra, Bandung.
(miq/fiq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini