Freedi menjadi salah satu peserta lomba makan ayam yang digelar di KFC Taman Semanan di RT 15 RW 11, Kelurahan Duri Kosambi, Kecamatan Cengkareng, Jakbar pada Jumat 11 Maret sekitar pukul 14.00 WIB. Ia tersedak saat menghabiskan 3 sayap ayam secara cepat. Freedi sempat diberi pertolongan dengan diberi air putih, lalu dibawa ke klinik terdekat. Namun sayang, nyawanya tak tertolong.
Peristiwa ini telah diselidiki kepolisian. Polisi memanggil sejumlah saksi, melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) hingga mendalami izin lomba.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Fredy Meninggal karena Tersedak
Foto: Edward Febiyatri Kusuma
|
"Setiap peserta diberi 3 potong sayap ayam KFC, siapa yang tercepat menghabiskan ayam tersebut, maka akan menjadi pemenang. Korban (Freedi) telah menghabiskan ayam ketiga, tiba-tiba tersedak dan korban langsung meminum air putih, kemudian diberi pertolongan," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Didik Sugiarto saat dikonfirmasi detikcom lewat telepon, Jumat (11/3/2016) malam.
Menurut dia, Freedi dibawa ke Klinik Yasa Husada untuk mendapatkan pertolongan karena kondisinya mengkhawatirkan. Namun sayang, nyawanya tak tertolong. "Setelah dicek dokter jaga, dokter menyatakan nyawa korban tidak tertolong, selanjutnya dibawa ke RS Polri untuk diautopsi," imbuhnya.
2. Periksa 11 Saksi
Foto: Edward Febiyatri Kusuma
|
"Saat ini tim masih terus melakukan penyelidikan. Ada 11 orang diperiksa, dimintai keterangan. Hasil dari keterangan ini kita lakukan analisa untuk kita tentukan langkah-langkah lainnya. Terutama dari penyelenggara perlombaan ini," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Barat AKBP Didik Sugiarto di lokasi olah TKP di KFC Taman Semanan, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (12/3/2016).
Mereka yang diperiksa berasal dari penyelenggara acara, peserta lain dan penonton.
Didik mengatakan jenazah Freedi juga sudah diautopsi. Namun dia belum mau mengungkap hasilnya.
"Yang penting di dalam kita menganalisa kematian korban didapat fakta," ujarnya soal autopsi.
3. Olah TKP
Foto: Edward Febiyatri Kusuma
|
Olah TKP digelar di KFC Taman Semanan yang menjadi lokasi perlombaan sekitar pukul 13.15 WIB, Sabtu (12/3/2016). Petugas dari Polres Jakarta Barat dan Polsek Cengkareng diturunkan untuk mencari petunjuk. Ada 15 petugas di TKP yang memakai polo shirt Turn Back Crime.
Reka ulang adegan digelar. Hingga pukul 13.20 WIB, baru tiga adegan yang diperagakan, yaitu kejadian awal saat perlombaan akan dimulai. Belum tampak pemeran pengganti Freedi.
Penyelenggara perlombaan menemani polisi dalam olah TKP ini. Polisi meminta penyelenggara menjelaskan soal runtutan peristiwa hingga akhirnya Freedi kejang-kejang.
Olah TKP ini ramai ditonton warga. Polisi memberi batas agar warga tak mendekat.
4. Selidiki Izin
Foto: Edward Febiyatri Kusuma
|
"Perizinan lengkap atau tidak kita masih kaji terus. Semakin banyak saksi akan mendapatkan data akurat," ujarnya.
Soal kelanjutan acara, belum ada rekomendasi penghentian. Pihak keluarga juga disebutnya masih berduka.
"Saat ini kita masih dalam proses penyidikan. Tentunya kita akan berkomunikasi dengan pihak penyelenggara," ujarnya.
5. Tidak Siapkan Tim Medis
Foto: Edward Febiyatri Kusuma
|
"Salah satu temuan dari hasil olah TKP kedua dalam penyelenggara lomba makan cepat KFC ini. Penyelenggara tidak siapkan tim medis saat terjadi peristiwa. Terhadap korban tindakan medis dilakukan pantia yang tidak memiliki pengetahuan atas tindakan medis," ujar Kasat Reskrim Jakarta BaratΒ AKBP Didik Sugiarto usai olah TKP di lokasi kejadian, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (12/3/2016).
Penyelidikan, kata Didik, masih terus dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian. Tim masih mengumpulkan fakta dan saksi di lapangan. "Kita dapat informasi penyelenggara bukan hanya di sini tapi juga diselenggarakan di Jawa dan Bali. Hal ini tentu akan kita dalami juga," tuturnya.
Didik mengatakan hingga kini polisi belum ambil kesimpulan dari temuan fakta di lapangan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi yang memberikan izin penyelenggaraan.
Halaman 2 dari 6
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini