"Kami tidak bisa mengandai-andai motifnya apa. Dilihat lagi dari umpan yang didapat itu bukan produk yang sederhana. Dilihat dari umpannya itu sepertinya niat banget (meracuni)," ujar Antonius kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Antonius mengatakan, ia dan keluarganya sudah menempati rumahnya yang terletak di Jl Samosir, Nusaloka, BSD, Serpong, Tangerang itu sejak 22 tahun lalu dan tidak pernah ada masalah dengan para tetangganya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga Antonius Timmerman pelapor anjing diracun sianida (Mei Amelia/detikcom) |
"Saya tinggal di rumah itu lebih dari 20 tahun, jadi saya kenal persis seluruh tetangga di depan-belakang kiri-kanan, tidak ada masalah," katanya.
Saat ditanya kemungkinan ada tetangga yang komplain dengan anjing-anjingnya, ia mengatakan bahwa keempat anjingnya itu tidak pernah dilepas ke luar rumah. Anjing-anjingnya hanya bermain bebas di halaman rumahnya yang dibentengi dengan pagar tinggi pula.
"Anjing saya tidak pernah diikat, selalu di halaman bebas dan tidak pernah ke luar rumah, hanya di halaman saja. Paling sesekali kami mengajaknya ke luar untuk jalan-jalan atau sambil berolahraga pagi," ungkapnya.
Soal kemungkinan ada orang yang hendak meneror keluarga karena ada persoalan lain, Antonius juga tidak yakin. Selama ini, menurutnya, dirinya tidak pernah ada masalah baik selama bekerja maupun dengan teman atau pun kerabat.
"Kami keluarga biasa, dan kami cuma pensiunan. Jadi waktunya memang dihabiskan buat hobi ini (memelihara anjing)," imbuhnya.
Antonius hanya memiliki dugaan, bahwa pelaku melemparkan umpan daging ayam beracun sianida itu lewat pagarnya. Akses jalan di depan rumahnya yang bebas, menurutnya sangat memungkinkan pelaku melempar umpan racun itu dari jalan.
"Akses jalan depan rumah saya itu jalan umum, semua orang bisa gunakan akses itu. Saya tinggal di situ dari tahun 1993," tambahnya.
Dengan kematian dua anjingnya secara tidak wajar ini, Antonius dan keluarga mengaku sangat kehilangan. Kedua anjing itu sudah seperti keluarga bagi mereka.
"Bahkan mama saya itu manggil mereka itu 'nak' dan memanggil dirinya (ketika berkomunikasi dengan anjingnya) 'mami', ke saya 'itu sama kakak ya', jadi kami sangat kehilangan sekali," ungkap Antonia Timmerman, anak Antonius. (mei/hri)












































Keluarga Antonius Timmerman pelapor anjing diracun sianida (Mei Amelia/detikcom)