Ahok bercerita soal kelakuan dokter-dokter di Belitung Timur ketika dia menjabat sebagai bupati. Menurutnya, ada dokter yang memahalkan biaya-biaya saat operasi.
"Saya di Belitung Timur berantem sama dokter kurang ajar. Kalo enggak suka, pindah saja. Tulis yang hebat tentang kamu, saya tanda tangan. Tapi kalau 3 bulan enggak mau pindah, saya tulis kamu dokter kurang ajar," ujar Ahok di RSUD Budhi Asih, Cawang, Jakarta Timur, Jumat (11/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sakit, takut di Belitung. Takut disuntik mati," ucapnya disambut tawa para hadirin.
Dia juga berkisah tentang warga Belitung yang datang ke apotek milik ibunya. Warga tersebut terbiasa 'ditipu' oleh oknum Puskesmas yang hanya memberi sepertiga antibiotik sehingga hal itulah yang diminta saat ke apotek. Padahal, dosis antibiotik yang tidak total bisa membuat pasien kebal.
Ahok juga berkisah soal pengalamannya saat menjadi anggota DPR. Saat itu, dia menjabat sebagai sekretaris Kaukus Kesehatan serta duduk di Badan Legislasi (Baleg) sehingga paham soal cikal bakal BPJS Kesehatan.
"Mampu enggak kita bantu orang cuci darah? Makanya kenapa saya ngotot ada BPJS. Saya pilih Baleg, kerja sampai malam untuk perjuangkan BPJS," ujar ayah 3 anak ini.
Saat ini, Pemprov DKI sedang mengusahakan di tiap kecamatan ada RSUD. Targetnya, 1.250 warga DKI diurus oleh 1 dokter, 1 bidan, dan 1 perawat.
Ahok berpesan bahwa para dokter harus banyak senyum ke pasien. Pelayanan pun harus dengan hati.
"Saya marah besar kalau dokter tidak melayani pasien dengan baik," tutur suami Veronica Tan ini.
"Yang penting jangan korupsi. Jangan nipu-nipu. Ini uang orang sakit," tutup Ahok. (imk/hri)











































