Supersemar ini banyak disebut sebagai tonggak peralihan kekuasaan dari Soekarno ke Soeharto.
"Saya ragu dengan perspektif bahwa ada yang bilang Soeharto menodongkan pistol ke Soekarno, memang ada yang menyebutkan demikian. Tetapi, secara pendalaman sumber, sulit untuk diverifikasi," jelas Asvi dalam diskusi membahas Supersemar di Jakarta, Jumat (11/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soekarno memang seorang yang besar dan dia tidak pernah setuju kalau Supersemar itu bukti pelimpahan kekuasaan. Soekarno selalu memuji Soeharto sebagai prajurit yang cakap. Soeharto pun demikian, dia menganggap apa yang dilakukannya hanya sebatas menuruti pemerintah. Dia mengatakan, pekerjaan seorang prajurit adalah demikian," jelas dia.
Sedang mengenai isu kudeta yang dilakukan Soeharto pada Soekarno lewat Supersemar itu, Asvi menyebutnya sebagai kudeta merangkak.
"Yang dimaksud dengan kudeta merangkak adalah Soeharto melakukan Ini semua rapi dan secara bertahap. Dari mulai setelah demo, kemudian kedatangan para petinggi TNI. Sampai akhirnya, 4.000 cakrabirawa dipulangkan ke kampung halamannya masing masing, hingga mereka kebingungan mencari pekerjaan," urai dia.
Saat itu demonstrasi mahasiswa memang didukung penuh tentara yang antara lain tuntutannya membubarkan PKI. Lalu bagaimana dengan isi Supersemar yang asli?
"Untuk menemukan bukti Supersemar yang benar benar asli kita bisa menggunakan teknik pengelolaan arsip, ditelusuri satu satu. Memang tidak mudah, karena sekali lagi yang asli itu pun sepertinya sudah beberapa kali mendapatkan perubahan," tutup dia. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini